Pembunuhan Unik di Dalam Rumah Desa Jatimekar: Pelaku Ciptakan Alibi

Pembunuhan Unik di Dalam Rumah Desa Jatimekar: Pelaku Ciptakan Alibi

ILUSTRASI Pembunuhan Unik di Dalam Rumah Desa Jatimekar: Pelaku Ciptakan Alibi.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Namun, sejak itu tidak ada lagi teror. Tepatnya, Ade tidak pernah lagi lapor ke Fery bahwa ada orang yang mengintai. Sampai, Dea ditemukan terbunuh akibat tikaman senjata tajam bertubi-tubi.

Di hari pembunuhan Dea, Ade ada di TKP. Tetangga sebelah rumah Dea bernama Salbiah kepada wartawan menceritakan: ”Selasa pagi (12 Agustus 2025) saya lihat Ibu Dea pulang habis beli nasi uduk. Terus, dia masuk rumah.”

Sekitar pukul 10.00 WIB Salbiah belanja sayur di tukang sayur yang membawa gerobak dorong di dekat rumah Dea. Ternyata, Dea juga belanja sayur di sana. Dea dan Salbiah bertemu, mengobrol.

Salbiah: ”Setelah belanja, Bu Dea pulang, kemudian saya juga pulang.”

Sekitar pukul 11.00 Salbiah melihat Dea makan di teras depan. ”Dia bilang harus buru-buru makan karena mau hujan dan jemurannya banyak,” kata Salbiah.

Sekitar pukul 13.00 terdengar teriakan pria.

Salbiah: ”Pembantunya (Ade) teriak-teriak keras. Ia lari dari rumah Bu Dea ke sini sambil bilang, ’Bu… Bu… Bu Dea dibunuh.’ Saya kaget. Para tetangga kaget. Terus kami lari menuju rumah Bu Dea.”

Salbilah ditunjukkan Ade agar masuk dari arah pintu belakang rumah Dea. Salbiah mengikuti petunjuk itu.

Salbiah: ”Begitu sampai di bagian belakang rumah, saya lihat Bu Dea telentang berdarah-darah. Dia sudah tidak bergerak. Saya lihat, ada bekas tapak kaki berdarah yang mengarah ke pintu. Maka, saya tidak berani masuk. Biar itu diperiksa Pak Polisi.”

Para tetangga yang bersaksi, semuanya mengatakan, Ade berteriak histeris. Sambil mengatakan bahwa Dea dibunuh orang. Namun, Ade tidak menyebutkan ciri-ciri orang yang membunuh.

Dea meninggal dengan beberapa tikaman benda tajam. Jumlah tikaman masih belum diumumkan polisi.

Polisi tiba, memeriksa TKP, memeriksa para saksi. Saat tim polisi mengolah TKP, Ade sudah tidak di situ. Ia dicari polisi untuk dimintai keterangan, tapi tidak ada.

Polisi mencari Ade dan menemukan di rumahnya. Saat diperiksa, keterangan Ade tidak logis. Cenderung berbelit. Ia mengatakan Dea dibunuh, tapi ia tak bisa menyebutkan ciri-ciri pelaku pembunuhnya. Maka, Ade dibawa ke kantor polisi untuk diperiksa lanjut.

Akhirnya Ade mengaku ke polisi, ia membunuh Dea. Kasihumas Polres Purwakarta AKP Enjang Sukandi, kepada wartawan, mengatakan bahwa kronologi pembunuhan dan motifnya masih dalam penyidikan. Namun, tidak ada barang korban yang hilang.

Dari situ kelihatan, pelaku jago membikin alibi. Sampai-sampai Fery (awalnya) percaya bahwa keluarganya diteror. Pelaku juga tidak kabur setelah diduga membunuh. Ia malah histeris minta tolong tetangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: