Marquez, Bezzecchi, dan Acosta Beda Pendapat Soal Sistem Kontrol Stabilitas MotoGP 2025

Dari kiri: Marco Bezzecchi, Marc Marquez dan Pedro Acosta, saat sesi konferensi pers jelang GP-AUSTRIA 2025.--Twitter MotoGP @MotoGP
HARIAN DISWAY - Debut sistem kontrol stabilitas di MotoGP 2025 memicu pro dan kontra di kalangan pembalap. Marc Marquez, Marco Bezzecchi, dan Pedro Acosta memberikan pandangan berbeda soal teknologi baru yang dinilai bisa meningkatkan keselamatan, namun berpotensi mengurangi peran skill pengendara di lintasan.
Diperkenalkan sebagai langkah maju dalam keselamatan berkendara, bantuan sistem elektronik ini diharapkan mampu mengurangi torsi mesin saat motor tergelincir, sehingga mencegah hilangnya reservoir secara tiba-tiba.
Meskipun dipuji sebagai terobosan teknologi, sistem ini tidak membuat para pembalap acuh tak acuh.
Perangkat elektronik tersebut dapat langsung terintegrasi ke ECU motor utama, namun muncul pertanyaan apakah penggunaannya akan mempengaruhi sistem elektronik lain, terutama pada mesin.
Dalam konferensi pers jelang GP-Austria, tiga pembalap yang diundang—Marc Marquez, Marco Bezzecchi, dan Pedro Acosta—menyampaikan pendapatnya tentang sistem elektronik baru ini.
BACA JUGA:Quartararo Siapkan Kejuatan di MotoGP Austria, Fokus Istirahat dan Pembaruan Elektronik
BACA JUGA:Somkiat Chantra Absen lagi, Aleix Espargaro Resmi Turun di MotoGP Austria dan Hungaria
Marc Marquez, pemimpin klasemen saat ini, mengaku telah menguji sistem baru tersebut pada sesi tes resmi di Aragon, Juni lalu.
Apalagi jauh sebelumnya, ia juga mencobanya saat tes pramusim di Sepang, Malaysia, Februari lalu. Pembalap tim Ducati Lenovo itu menilai ada sisi positif dan negatifnya.
"Bagi saya, sudah jelas. Semakin banyak elemen elektronik yang dimasukkan ke motor, semakin kecil perbedaan yang bisa dirasakan pembalap. Saya mengujinya di Aragon dan juga di tes Malaysia, dan memang motornya lebih mudah dikendarai. Anda bisa melawan kendali, dan motor akan melakukan semuanya sendiri. Sebagai pembalap, saya tidak suka itu. Entah demi keselamatan atau tidak, pada akhirnya, setiap pabrikan punya sudut pandang berbeda," jelas Marc Marquez.
Pendapat berbeda datang dari Marco Bezzecchi. Pembalap Aprilia Racing ini mengambil pendekatan lebih pragmatis terhadap inovasi teknologi tersebut.
"Dalam hal kami, kami sedang berupaya meningkatkan performa, dan ini dapat membantu mengejar ketertinggalan dari pabrikan lain. Tentu saja, seperti yang dikatakan Marc, pengemudi mungkin membuat perbedaan yang sedikit lebih kecil. Ini memang tidak ideal, tetapi pada akhirnya, ketika semua orang berada pada pengaturan maksimal, pembalap akan kembali membuat perbedaan. Ini hanya masalah waktu," ujar Bezzecchi.
BACA JUGA:Tarung Rem! Teknisi Brembo Beradu di MotoGP Austria 2025
BACA JUGA:Ducati Tukar Motor Diam-diam Jelang MotoGP 2026? Ini Bocorannya!
Sementara itu, Pedro Acosta dari tim KTM Red Bull, sangat kritis terhadap maraknya alat bantu elektronik. Bagi pembalap muda Spanyol ini, tren tersebut berisiko mendistorsi dunia balap MotoGP, dan filosofinya justru mengarah pada kebebasan yang lebih besar dengan risiko yang tetap terkendali.
“Setiap kali, kami memperkenalkan lebih banyak alat bantu, dan saya pikir kami harus melakukan yang sebaliknya. Saya ingin menghapusnya, seperti peraturan baru pada 2017. Menurut saya, kita perlu mulai mempertimbangkan untuk menghapus alat bantu ini,” tegas Acosta.
Penambahan unit kontrol stabilitas baru ini menjadi bagian integral dari perangkat lunak terpadu yang dipilih setiap waktu untuk digunakan bersama ECU standar yang disediakan Marelli.
Berkat kolaborasi erat antara MotoGP, pemasok komponen motor balap, dan asosiasi pabrikan, fitur ini siap digunakan untuk pertama kalinya di Spielberg.
Diperkirakan semua tim akan mengadopsinya pada akhir pekan ini. Meski tujuan resminya adalah mengurangi risiko tabrakan beruntun, penggunaan sistem elektronik ini di sirkuit Red Bull Ring akan menjadi ajang pertama untuk benar-benar mengukur dampaknya terhadap kemampuan mengemudi dan balapan sesungguhnya.
Meskipun baru tiga pembalap yang memberikan pemandangan, perdebatan ini masih jauh dari selesai. Data balap sepanjang Jumat hingga Minggu akan menjadi kunci analisis bagi para insinyur pabrikan di MotoGP 2025. Jadi, kita tunggu saja perkembangan berikutnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: