Campak Kembali Mengancam, Kenali Gejala dan Langkah Pencegahan yang Harus Dilakukan Orang Tua

Ilustrasi ruam merah pada tangan karena penyakit campak--freepik.com
HARIAN DISWAY - Sumenep tengah menjadi sorotan karena lonjakan kasus penyakit campak. Di kawasan itu, kasus campak naik cukup signifikan. Hingga menewaskan 17 anak.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur menyebut sekitar 2.035 orang terinfeksi campak. Yakni dalam periode Februari hingga Agustus 2025.
Anda sudah tahu, penyakit campak sering menyerang anak-anak. Penyakit itu merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus Morbillivirus.
BACA JUGA: Status KLB Ditetapkan, Campak Renggut 17 Nyawa Anak di Sumenep
Penyebaran virus itu terjadi lewat udara, melalui percikan air liur saat penderita bersin atau batuk, dan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh dari penderita yang telah terinfeksi.
World Health Organization (WHO) mengungkapkan pada 2023, diperkirakan terdapat 107.500 kematian akibat campak. Yakni anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun.
Demam menjadi gejala pertama setelah terinfeksi oleh penyakit campak--freepik.com
Campak menjadi ancaman nyata yang dapat merenggut nyawa. Bahkan di era kemajuan teknologi dan pelayanan medis yang semakin canggih, campak masih menjadi tantangan besar dalam dunia kesehatan.
BACA JUGA: Lawan Campak dan Kanker Serviks, Surabaya Mulai Vaksinasi HPV dan CKG
Hal itu sekaligus sebagai peringatan kepada para orang tua untuk lebih waspada dalam mengawasi anak. Pun, menciptakan lingkungan yang bersih dan aman.
Lingkungan yang terjaga kebersihannya dapat menjadi benteng awal dalam mencegah penyebaran campak. Sekaligus mengurangi risiko tertular penyakit tersebut.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention, gejala penyakit itu biasanya mulai tampak sekitar 7 sampai 14 hari setelah terinfeksi.
BACA JUGA:Mengenal Herpes Zoster, Penyakit yang Bisa Muncul Pada Penderita Cacar Air yang Sudah Sembuh
Gejala pertama biasanya muncul demam, batuk, hidung berair, mata merah, serta munculnya bintik putih atau bintik koplik di dalam mulut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: diolah dari berbagai sumber