Ragam Rasa dan Cerita di Balik Makanan Fermentasi dari Berbagai Negara

Ragam Rasa dan Cerita di Balik Makanan Fermentasi dari Berbagai Negara

Ragam kuliner fermentasi mencerminkan betapa kayanya tradisi dunia yang lahir dari proses sederhana dan tentunya bermanfaat untuk kesehatan tubuh. --iStock

HARIAN DISWAY - Di balik setiap meja makan, selalu ada cerita tentang tradisi, kesehatan, dan cita rasa. Salah satunya hadir lewat makanan fermentasi, yaitu hasil olahan alami dari proses kerja mikroorganisme yang sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu. 

Hampir setiap negara punya versi makanan fermentasi sendiri—mulai dari lauk sehari-hari, minuman segar, hingga camilan tradisional—yang bukan hanya memperkaya rasa, tetapi juga menyimpan nilai budaya dan manfaat kesehatan bagi yang menikmatinya. 

Dari berbagai benua, makanan fermentasi menjadi bukti bagaimana manusia beradaptasi dengan alam sekaligus merayakan kelezatan yang lahir dari proses sederhana namun penuh makna.

BACA JUGA: Makanan Enak, Perut Bersahabat: Rahasia Pencernaan Sehat dengan Makanan Fermentasi

Dari sekian banyak variasi makanan fermentasi di dunia, ada beberapa yang paling menonjol dan menjadi bagian penting dari budaya kuliner masing-masing negara.

1. Kimchi (Korea Selatan)


Kimchi, makanan fermentasi yang terbuat dari sawi putih kaya akan probiotik dan bagus untuk imunitas. --iStock

Kimchi sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu sebagai cara mengawetkan sayuran saat musim dingin. Versi paling populer terbuat dari sawi putih dengan bumbu bawang putih, jahe, cabai bubuk, dan saus ikan, lalu difermentasi hingga menghasilkan rasa pedas, asam, dan segar. 

Bagi masyarakat Korea, kimchi adalah identitas budaya yang selalu hadir di meja makan, bahkan tradisi kimjang dalam pembuatannya telah diakui UNESCO. Dari sisi kesehatan, kimchi kaya probiotik, serat, dan vitamin yang baik untuk pencernaan serta imunitas.

BACA JUGA: Manfaat Makanan Fermentasi Bagi Kesehatan dan Cara Membuatnya di Rumah

2. Sourdough (Eropa)


Sourdough yang memiliki tekstur renyah di luar dan lembut di dalam, dapat membantu pencernaan lebih sehat. --iStock

Roti sourdough sudah ada sejak zaman Mesir Kuno dan dibuat dengan starter alami berupa campuran tepung dan air yang difermentasi hingga menghasilkan wild yeast (ragi liar). 

Prosesnya memang lebih lama, tetapi memberi rasa asam segar, aroma khas, dan tekstur renyah di luar serta lembut di dalam. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: