Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (4): Rawat Jiwa Lewat Pertukaran

Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (4): Rawat Jiwa Lewat Pertukaran

SURAT PERDANA MENTERI Pakistan Muhammad Shehbaz Sharif yang dibacakan di gedung CCTV, Senin, 25 Agustus 2025.-Doan Widhiandono-

Sesi berikut menyoroti pertukaran pemuda. SCO menilai, generasi muda adalah penerima manfaat sekaligus penggerak utama kerja sama. Dalam beberapa tahun terakhir, forum anak muda, maraton internasional, hingga pertukaran digital memberi ruang untuk saling mengenal.

BACA JUGA:Dari Peluncuran Buku Kisah-Kisah Menyentuh Shanghai Cooperation Organization (1): Tantangan Jadi Pencerita yang Jujur

BACA JUGA:Dari Peluncuran Buku Kisah-Kisah Menyentuh Shanghai Cooperation Organization (2): Kembali Ceria karena Mata Terbuka

Tiga pemuda-pemudi dari Rusia, Belarusia, dan Kazakhstan diminta menyampaikan kesaksian singkat. Sangat singkat. Satu pertanyaan, satu jawaban. Dan mereka senada. Bangga menjadi bagian pertukaran pemuda lintas bangsa tersebut. Satu kalimat puitis pun disampaikan di atas panggung: laut boleh memisahkan, awan boleh menjauhkan, tetapi bulan yang sama tetap menyinari kita…

Forum tersebut juga menyinggung kerja sama budaya lewat musik. Kazakhstan baru saja meluncurkan Silk Way Star, ajang vokal Asia yang digelar 20 Agustus lalu di Astana.

Kompetisi itu diikuti 12 negara, dari Armenia, Tiongkok, hingga Malaysia. Grand final dijadwalkan 22 November dan disiarkan ke seluruh negara peserta. 

Silk Way Star digelar berdasar perjanjian bersama antara TV dan Radio Kompleks Presiden Kazakhstan dengan CMG. Harapannya, ajang itu bisa menjadi jembatan emas persahabatan di jalur sutra modern.


TIGA PESERTA pertukaran pemuda SCO diapit oleh pembawa acara, Senin, 25 Agustus 2025.-Doan Widhiandono-

Forum pagi kemarin, dokumenter, pertukaran pemuda, hingga kompetisi musik, semuanya punya benang merah: memperkuat ikatan antarmanusia. SCO mencoba menunjukkan bahwa kerja sama bukan hanya soal negosiasi antarnegara, tapi juga tentang merawat jiwa lewat budaya.

Dan itu, pasti terkait erat dengan sejarah panjang bangsa Tiongkok. Termasuk pengalaman mereka terlepas dari perang delapan dekade silam. Momentum yang dinamai sebagai Kemenangan Melawan Agresi Jepang dan Fasisme. Itulah yang akan menjadi materi ’’kuliah’’ kami hari ini, Selasa, 26 Agustus 2025. Yang memberi materi adalah Profesor Wang Yizhi dari Renmin University of China… (*/bersambung)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: