Joki Strava, Tren Baru di Balik Obsesi Pamer Performa Olahraga

Joki Strava, Tren Baru di Balik Obsesi Pamer Performa Olahraga

Seiring waktu, Strava berubah menjadi semacam media sosial di bidang olahraga. --Pinterest

Misalnya, jogging 2-3 km seminggu atau sekadar bersepeda santai. Dengan begitu, pencapaian terasa autentik dan tanpa beban.

3. Gunakan data sebagai motivasi, bukan kompetisi

Leaderboard Strava memang menyenangkan. Tapi jangan menjadikannya patokan untuk membandingkan diri dengan orang lain.

Lebih baik gunakan data untuk melihat perkembangan pribadi. Seperti catatan waktu yang lebih stabil atau jarak yang bertambah setiap minggu.

BACA JUGA:Mengenal Olahraga Panahan dan Manfaatnya

4. Berolahraga tanpa aplikasi

Sesekali coba olahraga tanpa ponsel atau smartwatch. Rasakan kebebasan bergerak tanpa angka dan fokus pada gerak tubuh.

Cara itu membantu mengingatkan bahwa esensi olahraga ada pada pengalaman langsung. Bukan validasi digital.

5. Ingat tujuan awal olahraga

Sebelum Strava dan media sosial muncul, olahraga adalah cara menjaga kesehatan, bersenang-senang, dan bersosialisasi dengan orang yang punya minat sama.

BACA JUGA:Museum Olahraga Surabaya Raih Juara 3 Best Culture and Religion Based Tourism dalam Surabaya Tourism Awards 2025

Mengingat kembali tujuan awal berolahraga bisa membantu olahraga menjadi lebih tenang. Sehingga tidak perlu mencari jalan pintas lewat joki.


Fenomena joki Strava adalah cerminan dari gaya hidup digital masa kini, di mana identitas dan pencapaian bisa dipamerkan, bahkan “dibeli”. --Pinterest

Fenomena joki Strava adalah cerminan dari gaya hidup digital masa kini. Identitas dan pencapaian bisa dipamerkan bahkan “dibeli”.

Memang menghibur, tapi juga membuka masalah serius berupa autentisitas, validasi sosial, dan makna olahraga di era aplikasi.

BACA JUGA: Cycling Lifestyle, Gowes Santai untuk Sehat dan Ramah Lingkungan

Pada akhirnya, olahraga tetap soal kesehatan dan kebahagiaan diri sendiri. Karena sebanyak apa pun angka yang tercatat di Strava, semuanya tidak berarti tanpa langkah nyata dari tubuh sendiri. (*)

*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Inggris Universitas Negeri Surabaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: