Harapan Baru Penyeimbang Dunia di KTT Shanghai Cooperation Organization di Tianjin
PIDATO PRESIDEN Xi Jinping disiarkan melalui layar besar di media center Tianjin Meijian Convention Center, lokasi KTT SCO yang dihadiri lebih dari 20 kepala negara.-Doan Widhiandono-
Shanghai Cooperation Organization (SCO) kian kukuh. Ia menunjukkan wajah baru: tidak hanya forum keamanan, tapi juga wadah ekonomi, pendidikan, hingga diplomasi multilateral. Harian Disway mengikuti seluruh rangkaian acara, termasuk konferensi pers penutup yang dipimpin Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi dan Sekretaris Jenderal SCO Nurlan Yermekbayev.
HARUS diakui, skala KTT itu tidak main-main. Lebih dari 20 kepala negara hadir. Termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin, PM India Narendra Modi, Presiden Iran Masoud Peseshkian, hingga Presiden Belarusia Alexander Lukashenko. Sepuluh organisasi internasional pun ambil bagian. Itulah pertemuan terbesar dalam 24 tahun sejarah SCO. Dan untuk kelima kalinya digelar di Tiongkok.
Sejumlah pengamat di banyak media tentu langsung tergoda membandingkan SCO dengan NATO. Keduanya sama-sama berangkat dari kepentingan keamanan regional. Bedanya, SCO tidak berhenti pada pakta militer. Ia merambah kerja sama ekonomi, energi, perdagangan, pendidikan, hingga kebudayaan.
Jika NATO identik dengan payung pertahanan kolektif Barat, SCO tampil sebagai platform multipolar yang menekankan “Shanghai Spirit”: saling percaya, kesetaraan, dan pembangunan bersama. Sejumlah pengamat menyebut, SCO lebih menekankan solidaritas ketimbang supremasi.
Presiden Tiongkok Xi Jinping menggunakan panggung Tianjin untuk meluncurkan Global Governance Initiative (GGI). Inisiatif itu disebut sebagai tonggak keempat setelah Global Development, Global Security, dan Global Civilization Initiative.
“Global governance telah sampai pada persimpangan baru,” tegas Xi. Ia menekankan lima prinsip GGI: kesetaraan kedaulatan, hukum internasional, multilateralisme, pendekatan berpusat pada rakyat, dan aksi nyata.
Dalam pidatonya, Xi mengingatkan bahwa tren perdamaian dan kerja sama masih ada. Tetapi bayangan mentalitas Perang Dingin, hegemonisme, dan proteksionisme terus menghantui dunia. Karena itu, lanjutnya, SCO perlu berdiri sebagai pilar penyangga multipolaritas.
“Tidak boleh ada standar ganda. Aturan rumah segelintir negara tidak boleh dipaksakan kepada pihak lain,” ucap Xi.
SEKRETARIS JENDERAL SCO Nurlan Termekbayev (kiri) bersalaman dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi setelah acara.-Doan Widhiandono-
SCO kini mencakup 10 negara sebagai anggota plus 17 negara partner. Selain itu, ada pula 4 negara dan organisasi tamu. Cakupan kerja samanya lebih dari 50 bidang, mulai anti-narkoba hingga kecerdasan buatan. Nilai output ekonominya mendekati USD 30 triliun.
Xi menyinggung proyek konkret. Dari jalur darat sepanjang 14 ribu km hingga China-Europe Railway Express yang sudah melayani lebih dari 110 ribu perjalanan. Dari investasi Tiongkok senilai USD 84 miliar di negara-negara anggota hingga volume perdagangan tahunan yang menembus USD 500 miliar.
“Seharusnya kita terus meruntuhkan tembok. Bukan membangunnya. Kita harus mencari integrasi, bukan pemisahan,” kata Xi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: