20 Orang Dilaporkan Hilang dalam Demo 28-31 Agustus, Penegakan HAM di Indonesia Jadi Sorotan

Sejumlah pelajar terlibat dalam aksi demonstrasi yang berujung ricuh di Jakarta. KontraS melaporkan sedikitnya 20 orang hilang usai gelombang protes besar yang memicu bentrokan dengan aparat.--Reuters
Di Jakarta, polisi menetapkan 38 orang sebagai tersangka atas dugaan aksi anarkis, mulai dari melempar bom molotov hingga membakar halte.
Di Jawa Tengah, lebih dari 1.700 orang sempat ditahan sejak akhir pekan lalu, sebagian besar di bawah usia 18 tahun. Dari jumlah itu, 46 orang ditetapkan sebagai tersangka.
Gelombang unjuk rasa menurun setelah militer dikerahkan di ibu kota. Meski demikian, bentrokan tetap pecah di beberapa daerah.
Di Bandung, demonstran melempar molotov ke gedung DPRD provinsi sebelum dibubarkan polisi dengan gas air mata. Polisi juga menuding massa berupaya menarik mereka masuk ke area Universitas Islam Bandung.
BACA JUGA:Partai Demokrat Dukung RUU Perampasan Aset, Tolak Tunjangan Baru DPR
BACA JUGA:Gelombang Demo Agustus Ungkap Legitimasi Semu DPR RI
Di daerah lain, ribuan orang turun ke jalan di Surabaya, Palembang, Banjarmasin, Yogyakarta, Makassar, hingga Gorontalo. Di sejumlah lokasi, polisi menembakkan gas air mata dan water cannon untuk membubarkan massa.
Situasi ini mendapat sorotan internasional. Kantor HAM PBB menyerukan investigasi atas dugaan penggunaan kekuatan berlebihan.
Human Rights Watch juga menilai aparat bertindak tidak proporsional dengan memperlakukan protes seolah-olah pengkhianatan atau terorisme.
Meski pemerintah menyebut kondisi mulai terkendali, nasib 20 orang yang masih hilang pasca demonstrasi tetap menjadi perhatian utama kelompok masyarakat sipil.(*)
*)Mahasiswa Magang Prodi English for Business and Professional Communication Politeknik Negeri Malang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: