Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (14): Insiden Ketiduran di Pagi Buta

Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (14): Insiden Ketiduran di Pagi Buta

BOCAH KECIL membawa bendera untuk menonton parade militer, Rabu, 3 September 2025.-Doan Widhiandono-

Tetapi, Wang Weiran, koordinator grup Asia Pasifik, tiba-tiba mendatangi saya. ’’Mr Doan, you should be in bus number 3,’’ ujar lelaki jangkung itu.

Mengapa?

Kata Weiran, saya ditunjuk meliput parade sekaligus resepsi jamuan makan siang para kepala negara.

Wah!!!

BACA JUGA:Siswa ITCC Raih Beasiswa ke Tiongkok (1): Bening Tilu Kejar Cita-Cita Mulia

BACA JUGA:ITCC Lepas 250 Calon Mahasiswa ke Tiongkok, Gelar Sharing Session Knowledge is Power Bersama Dahlan Iskan

Dari seluruh peserta program CIPCC, hanya 14 orang yang dipilih. Maka, kami pun masuk ke bus dengan perasaan, gimanaaa gitu… Mungkin senang. Mungkin grogi. Campur aduk.

Seorang kawan dari Pakistan sampai bilang. ’’Kita di grup VVIP,’’ ujarnya sembari menunjuk kalung identitas jurnalis peliput parade militer miliknya. Kami yang ada di bus nomor 3 mendapat tambahan stiker kecil. Bulat. Berwarna silver.

Dengan hanya berisi 14 orang, bus besar itu pun menjadi sangat lengang. Kami duduk sendiri-sendiri. Sambil merebahkan kursi agar bisa sekejap memejamkan mata.

Di sela-sela mata yang nyaris tertutup, saya melihat jalan utama Beijing yang sangat lengang. Tak ada kendaraan melintas. Tapi, polisi dan tentara di mana-mana. Terutama di persimpangan jalan. Saya sangat salut. Mereka terlihat fresh. Tidak mengantuk… seperti saya.


ROMBONGAN JURNALIS bersiap memasuki Bapai Agung Rakyat Beijing, 3 September 2025. Mereka akan meliput resepsi jamuan makan siang bersama Presiden Xi Jinping. Resepsi itu dihadiri puluhan kepala negara dan ratusan diplomat asing.-Doan Widhiandono-

Setelah terpejam ’’sebentar’’, saya langsung bangun. Bangkit dari kursi. Bus sudah gelap. Mesinnya mati. Tak ada orang. Di sekitarnya sangat sepi. Wah, saya ketiduran. Ditinggal. Pasti teman-teman masih berjalan di sekitar bus. Saya harus cepat mengejar.

Begitu saya keluar dari bus, 4 orang sopir yang sedang beristirahat di luar langsung melongo. Mereka berkata-kata dalam bahasa Mandarin. Saya tidak mengerti. Saya hanya berhitung satu sampai sepuluh. Dan mengucapkan beberapa kata. 我 说一点中文 (wǒ shuō yīdiǎn zhōngwén). Biasanya saya mengucapkan itu dengan memepetkan ujung jari telunjuk dan jempol. Menunjukkan betapa sedikitnya yang saya bisa…

Dengan berbekal penerjemah di handphone, saya bilang ke salah seorang sopir: pokoknya, tolong antar saya ke tempat paling dekat dengan teman-teman saya tadi.

Naik bus—sendirian—saya pun diantar sopir yang nggerundel. Saya terima saja omelannya. Dan akhirnya, saya diantar ke Media Center Hotel, Jalan Fuxing, Distrik Haidian. Jaraknya sekitar 20 menit dari tempat parkir bus tadi. Cukup jauh juga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: