Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Sosok yang Diisukan Jadi Pengganti Kapolri Listyo Sigit

Komjen Suyudi Ario Seto, sosok yang diisukan kuat sebagai pengganti Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.--Instagram Brimob_id
HARIAN DISWAY – Riak politik di tubuh Kepolisian RI bergerak. Sejak Jumat lalu, beredar kabar Presiden Prabowo Subianto telah mengirimkan surat presiden (Surpres) ke DPR terkait pergantian Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Kabar itu cepat beredar. Tetapi, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menegaskan hingga hari ini pimpinan DPR belum menerima Surpres apapun dari Istana. “Pimpinan DPR sampai hari ini belum terima Surpres mengenai pergantian Kapolri,” kata Dasco, singkat.
Desakan pergantian Kapolri memang sudah bergulir sejak tragedi akhir Agustus lalu. Tepatnya ketika seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, tewas dilindas kendaraan anggota Brimob.
Insiden tersebut disusul gelombang unjuk rasa besar di Jakarta dan sejumlah kota. Bentrokan pecah, menewaskan sedikitnya sepuluh orang.
Publik menilai, di bawah kepemimpinan Jenderal Listyo, Polri gagal mengendalikan eskalasi. Suara-suara kritis semakin kencang. Mahasiswa turun ke jalan, pengamat ikut mendorong perubahan pucuk pimpinan Polri.
Di tengah tekanan itu, mencuat dua nama jenderal bintang tiga yang disebut Istana sebagai calon pengganti. Satu nama yang paling banyak beredar adalah Komjen Suyudi Ario Seto.
Jejak Panjang Suyudi
Suyudi bukan orang baru di Polri. Lahir di Jakarta, 14 Juli 1973, ia masuk Akademi Kepolisian pada 1990-an dan lulus tahun 1994. Ia memperdalam ilmu kepolisian di PTIK (2003) dan Sespimti (2018).
Kariernya menanjak dari bawah. Ia pernah jadi penyidik Polda Metro, Kapolsek Pasar Minggu, hingga Kasat Reskrim Jakarta Selatan. Lalu dipercaya memimpin beberapa polres: Majalengka, Bogor, Bogor Kota, sampai Jakarta Pusat.
Namanya makin terangkat saat menjabat Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya pada 2019. Setelah itu ia duduk di kursi Wakil Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus dan Wakil Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim.
Dalam tempo singkat, ia melesat menjadi Wakapolda Metro Jaya (2023), Kapolda Banten (2024–2025), dan kini Kepala BNN—jabatan yang baru diembannya sejak 25 Agustus lalu, bertepatan dengan merebaknya isu reshuffle Kapolri.
Bagi sebagian pengamat, penunjukan Suyudi sebagai Kepala BNN adalah isyarat politik. Presiden Prabowo menempatkan orang kepercayaannya di posisi strategis, sambil membuka ruang untuk reposisi kepemimpinan Polri.
Gelombang protes yang menewaskan banyak warga sipil telah mencoreng citra kepolisian. Bagi Presiden, menata ulang Polri bisa menjadi langkah politik penting, sekaligus cara meredam kritik publik.
Namun, hingga kini Istana belum bersuara resmi. Namun arus isu yang bergulir kencang membuat nama Suyudi semakin terang benderang di antara kerumunan spekulasi.
Apakah ia akan benar-benar menggantikan Jenderal Listyo, ataukah ini sekadar manuver politik yang menguap begitu saja? Jawabannya hanya ada di meja Presiden. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: