Role Model Pengembangan Ekonomi Syariah

Role Model Pengembangan Ekonomi Syariah

ILUSTRASI Role Model Pengembangan Ekonomi Syariah.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

JAWA TIMUR kini makin siap menjadi pusat pengembangan ekonomi syariah nasional. Ekosistem ekonomi syariah sudah sangat baik. Infrastruktur, sumber daya manusia, dan pasar menjadi kekuatan JAWA TIMUR (Jatim).

Sisi infrastruktur dan sumber daya sangat lengkap untuk mendukung ekosistem ekonomi syariah. Ada 347.000 penyelia halal, 17.775 pendamping halal, dan 66 lembaga pendamping produk halal, dan 12 pemeriksa produk halal

Itu juga didukung 97 perguruan tinggi yang memiliki prodi ekonomi keuangan dan manajemen syariah dan 21 sentra produk halal. Ditambah lagi 7.334 pesantren dengan 923.000 santri mukim. Dari sisi pasar, ada 40,7 juta penduduk muslim (97 persen dari 42 juta). 

BACA JUGA:Penggerak Ekonomi Syariah

BACA JUGA:Komite Daerah Ekonomi Syariah

Dengan stakeholder ekonomi syariah itu, event-event ekonomi syariah selalu sukses di Jawa Timur. Termasuk Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) Jawa yang digelar akhir pekan lalu di Masjid Al-Akbar Surabaya

Transaksi dari penjualan produk UMKM mencapai Rp6,8 miliar dan komitmen bisnis dari hasil business matching mencapai Rp55,3 miliar. Pengunjung juga mendekati 100 ribu. 

Ekosistem ekonomi syariah yang luar biasa itu memberikan optimisme  pengembangan ekonomi syariah ke depan lebih optimistis. Apalagi, industry matching itu juga melibatkan luar negeri. Pun, transaksi-transaksi tersebut lebih banyak melibatkan industri halal dalam negeri skala UKM.  

BACA JUGA:Harapan Ekonomi Syariah dari Generasi Z

BACA JUGA:Ekonomi Syariah sebagai Sumber Pemulihan

Dari Jatim, ekonomi syariah didukung banyak produk halal yang didominasi  makanan dan minuman. Data di Biro Perekonomian Pemerintah Provinsi Jawa Timur menunjukkan bahwa volume produk makanan dan minuman halal mencapai USD309 miliar atau sekitar Rp46,35 triliun setahun. 

Nilai itu belum termasuk produk halal lainnya seperti fesyen halal, kosmetik dan farmasi halal, wisata halal, dan media-rekreasi halal. Juga, tidak termasuk industri keuangan syariah. Jatim mengalami surplus perdagangan nonmigas hingga USD1,56 miliar atau Rp21,9 triliun yang sebagian besar disumbang oleh produk-produk halal.  

Produk halal dari Jawa Timur diekspor ke negara-negara Islam di Asia-Pasifik dan Afrika. Sekitar 20,1 persen di antaranya merupakan pasar di negara-negara muslim seperti Malaysia, Arab Saudi, Nigeria, Mesir, dan Uni Emirat Arab. 

Negara-negara muslim yang menjadi tujuan ekspor produk halal atau produk yang berpotensi untuk disertifikasi halal dari Jatim itu mulai Malaysia, Arab Saudi, Nigeria, Mesir, UEA, Bangladesh, Turkiye, Oman, Maladewa, Iran, Qatar, Libya, dan Irak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: