Anti-Romantic: Memahami Pilihan Hidup Tanpa Romansa

Sikap anti-romantic kerap menjadi pilihan sadar untuk menentukan bagaimana energi, waktu, dan perhatian ingin difokuskan untuk sesuatu yang lebih bermanfaat selain hubungan romansa. --iStock
HARIAN DISWAY - Fenomena anti-romantic semakin marak di kalangan anak muda. Mereka memilih tak menjadikan hubungan percintaan sebagai prioritas. Mereka berfokus pada pengembangan diri dan kebahagiaan pribadi.
Kendati demikian, anti-romantic tidak serta merta bisa disamakan dengan single. Pilihan untuk melajang tidak sama dengan menganut prinsip anti-romantic, yang menolak konsep percintaan itu sendiri.
Perbedaan inilah yang kemudian menuntun pada pertanyaan mengapa ada orang yang memilih sikap anti-romantic?
BACA JUGA: Mengenal Ciri-Ciri Lithromantic dan Tantangan yang Dihadapi
BACA JUGA: Mengenal Hopeless Romantic dan Perbedaannya dengan Hopeful Romantic
MENIKMATI lebih banyak me time dan berfokus pada diri sendiri menjadi alasan banyak orang untuk mengesampingkan romansa.--iStock
Jawabannya bisa beragam, tergantung pada pengalaman dan prioritas masing-masing individu. Bagi sebagian orang, menjadi anti-romantic bukan sekadar ikut-ikutan, melainkan pilihan yang lahir dari alasan pribadi.
Ada yang merasa lebih puas saat bisa menaruh energi penuh pada pengembangan diri. Misalnya, mengejar beasiswa, membangun karier, atau menekuni hobi.
Ada pula yang belum bisa bangkit dari luka masa lalu, seperti pengalaman disakiti atau hubungan yang berakhir buruk. Alasan itu membuat mereka lebih berhati-hati bahkan memilih menjauh dari percintaan.
BACA JUGA: Kamu Introvert? Bukan Berarti Antisosial Kok!
BACA JUGA: Mengenal Hubungan Parasosial Antara Penggemar dan Idola
Sementara itu, ada juga yang memang merasa nyaman dengan kesendirian. Orang-orang introvert, misalnya, lebih menikmati ruang pribadi dibanding harus terikat pada dinamika emosional yang sering kali melelahkan.
Menjalani hidup dengan sikap anti-romantic ternyata juga membawa sejumlah manfaat. Salah satunya adalah kebebasan dan fleksibilitas dalam mengatur waktu serta energi.
Selain itu, mereka punya kesempatan lebih luas untuk berfokus pada self-love dan pengembangan diri, mulai dari menjaga kesehatan mental hingga mengejar tujuan pribadi yang sebelumnya mungkin tertunda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: