Lagi, Yahya Staquf Minta Maaf Undang Pembicara Pro-Zionis di UI

Foto Yahya Cholil Staqus saat memimpin Rapat Paripurna Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia pada Selasa, 7 Agustus di Kampus UI Depok--Akun X Yahya Cholil Stafqus
HARIAN DISWAY - Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Indonesia (UI) Yahya Cholil Staquf menyampaikan permintaan maaf secara terbuka usai mengundang akademisi pro-Israel pada salah satu acara di Universitas Indonesia.
“Usulan saya menghadirkan salah satu narasumber kurang disertai dengan kecermatan dalam memeriksa latar belakangnya,” tulis Yahya dalam unggahan Instagram miliknya.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum PBNU juga menegaskan bahwa ia menyesal atas kelalaian yang menimbulkan keresahan masyarakat.
BACA JUGA:Ketum PBNU Minta Maaf Usai UI Undang Akademisi Pro-Israel Peter Berkowitz
“Saya tegaskan kembali: UI dan bangsa Indonesia konsisten mendukung Palestina. Sebagai amanat konstitusi dan panggilan kemanusiaan, kita bersama berdiri teguh melawan penjajahan,” tulisnya.
Yahya juga kembali menegaskan bahwa ia tetap berada di sisi Palestina. “Saya juga menegaskan kembali bahwa Universitas Indonesia, dan saya pribadi, berdiri teguh bersama bangsa Indonesia dalam mendukung kemerdekaan Palestina,” jelasnya.
Selain meminta maaf, Yahya mengatakan akan menerapkan mekanisme pengecekan yang lebih ketat dan melibatkan berbagai pihak agar mencegah terulangnya hal serupa.
Kemudian, Yahya juga memberikan dukungan terhadap UI-Palestine Centre sebagai wadah pengembangan dan kontribusi bagi perjuangan rakyat Palestina.
BACA JUGA:Indonesia Siapkan Pulau Galang untuk Rawat Ribuan Warga Gaza Korban Kekejaman Israel
“Saya siap berkontribusi bagi pengembangan dan kemajuannya,” tambah Yahya.
Sebelumnya, Universitas Indonesia menuai kritikan pedas dari berbagai pihak setelah mengundang Peter Berkowitz sebagai pemateri dalam acara Pengenalan Sistem Akademik Universitas (PSAU) Program Pascasarjana UI pada tanggal 23 Agustus 2025.
Berkowitz terkenal memiliki pandangan pro-Israel yang cukup kuat dalam karya-karyanya. Dalam beberapa artikel milik Berkowitz, ia menilai penjajahan Israel terhadap Palestina merupakan hak mereka untuk membela diri.(*)
*) Mahasiswa magang prodi Sastra Inggris Universitas Negeri Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: