Ucapan Rasis di Kelas Picu Kerusuhan 3 Hari di Yalimo, Kantor Pemerintah dan Rumah Warga Dibakar

Sebuah insiden rasisme di ruang kelas SMA Negeri 1 Yalimo berujung pada kerusuhan besar yang berlangsung selama tiga hari di Yalimo, Papua Pegunungan.-dok disway-
Kemarahan massa yang tak terbendung berujung pada pembakaran kios tersebut. Tak sampai di situ, massa juga ikut membakar Mes Perwira Polres Yalimo dan asrama Polres Yalimo.
BACA JUGA:3 Anggota OPM Dilumpuhkan TNI di Papua Tengah, Sita Senjata Prajurit yang Gugur Tahun 2019
Ya, peristiwa itu berlangsung pada Selasa hingga Jumat, 19 September 2025. Pihak berwajib kemudian menambah anggota untuk mengatasi agar kerusuhan tidak berkepanjangan.
Akibat kerusuhan ini, ratusan warga pendatang harus mengungsi ke wilayah lainnya untuk menyelamatkan diri mereka dari amukan massa.
Untuk memastikan keamanan warga, Polres Yalimo dan personel TNI juga ikut turun tangan mengamankan warga yang mengungsi dari wilayah Yalimo.
BACA JUGA:Rudiger Klaim Alami Rasisme di Piala Dunia Klub, Wasit Aktifkan Protokol FIFA
Seluruh masyarakat yang dievakuasi kini mengungsi sementara di Pospol Elelim untuk mendapatkan perlindungan dan pemantauan lebih lanjut.
Kapolres Yalimo menyampaikan bahwa operasi evakuasi dilakukan untuk mengutamakan keselamatan masyarakat serta mencegah eskalasi situasi.
“Kami terus berkoordinasi dengan TNI dan pihak terkait guna menstabilkan kondisi pasca-kericuhan. Fokus utama kami adalah keamanan warga,” ujarnya dikutip disway.id, Minggu, 21 September 2025.
BACA JUGA:Mengenal Munculnya Hip Hop, Media Melawan Rasisme dan Diskriminasi
Dilaporkan pula beberapa warga terluka dalam aksi kerusuhan ini dan aparat terus berjaga hingga kondisi kembali kondusif.
Untuk meredam kemarahan massa dan mengembalikan kondisi keamanan wilayah tersebut, pihak DPRD Yalimo telah menerima tuntutan masyarakat pada Jumat, 19 September 2025.
Pertemuan itu juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Papua Pegunungan Ones Pahabol serta beberapa pejabat pemerintahan daerah lainnya.
Ones menyatakan dirinya tidak ingin mendengar soal rasisme di beberapa kabupaten/kota di tanah Papua maupun di luar Papua. Ia pun mengutuk keras pelaku rasisme serta segera diproses secara hukum. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: