Kini Harga Emas Merosot setelah Melonjak 3 Hari, Imbas Menguatnya Indeks Dolar AS

Kini Harga Emas Merosot setelah Melonjak 3 Hari, Imbas Menguatnya Indeks Dolar AS

Setelah naik 3 hari berturut-turut, kini harga emas merosot akibat menguatnya indeks dolar AS.--Freepik

JAKARTA, HARIAN DISWAY – Setelah naik selama tiga hari berturut-turut, harga emas akhirnya terperosok pada perdagangan Rabu, 24 September 2025.

Penurunan tersebut terjadi karena menguatnya indeks dolar Amerika Serikat (AS). Sementara saat ini pasar sedang memantau data ekonomi AS yang akan segera rilis guna mendapat petunjuk lebih lanjut terkait arah kebijakan The Federal Reserve (The Fed).

BACA JUGA:Debut Saham EMAS di BEI, Raup Transaksi Rp7 Triliun

Pada perdagangan Rabu, 24 September 2025, harga emas dunia turun 0,74% menjadi USD3.735,92 per troy ons dan menghentikan tren kenaikan selama tiga hari sebelumnya.

Namun, pada perdagangan Kamis, 25 September 2025, tepatnya pukul 06.50 WIB, harga emas dunia di pasar spot kembali naik tipis 0,19% ke level USD3.742,86 per troy ons.

Diketahui, melemahnya harga emas pada perdagangan Rabu, 24 September 2025, dipicu oleh penguatan indeks dolas AS (DXY) yang naik 0,63% ke posisi 97,87. Hal tersebut menjadikan emas yang dihargakan dolar terasa lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

BACA JUGA:Harga Emas Antam Tembus Rp2,16 Juta per Gram Hari Ini, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa!

Menurut Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures, Philip Streible, mengatakan bahwa investor dan trader masih berhati-hati dengan situasi ketegangan geopolitik ke depan.

"Emas masih mencerna beberapa komentar yang keluar dari The Federal Reserve kemarin dan juga ketegangan geopolitik dengan Rusia, harga emas sedikit berhati-hati menjelang beberapa data ekonomi yang akan dirilis," ujarnya.

BACA JUGA:Saham EMAS Melonjak 25 Persen ARA pada Hari Pertama di BEI

Sebelumnya, Ketua The Fed Jerome Powell telah menegaskan bahwa bank sentral harus berhati-hati dalam menyeimbangkan risiko inflasi yang masih tinggi dengan kondisi pasar tenaga kerja yang mulai melambat.

Saat ini, pasar memperkirakan akan ada dua kali penurunan suku bunga 25 basis poin pada tahun 2025. Yakni di bulan Oktober dengan probilitas 94% dan di bulan Desember dengan probilitas 77%. Perkiraan tersebut berdasarkan perangkat CME FedWatch.

Fokus investor kini tertuju pada data klaim pengangguran AS mingguan pada Kamis serta indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS pada Jum’at, yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed.

BACA JUGA:Rekor Lagi! Emas Antam 1 Gram Sentuh Rp2,06 Juta, Buyback Naik ke Rp1,9 Juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: