Ketergantungan Fiskal pada Cukai Hasil Tembakau: Antara Penerimaan Negara dan Beban Sosial

ILUSTRASI Ketergantungan Fiskal pada Cukai Hasil Tembakau: Antara Penerimaan Negara dan Beban Sosial.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Oleh karena itu, prinsip just transition wajib menjadi landasan. Program pelatihan keterampilan, akses pembiayaan usaha baru, dan perlindungan sosial menjadi instrumen penting agar pergeseran struktur ekonomi tidak menimbulkan masalah sosial baru.
Cukai hasil tembakau adalah paradoks fiskal terbesar Indonesia. Ia menopang APBN, tetapi sekaligus menimbulkan beban kesehatan, sosial, dan ekonomi yang signifikan.
Ketergantungan pada sumber penerimaan itu ibarat jebakan fiskal: negara diuntungkan jangka pendek, tetapi masyarakat menanggung kerugian jangka panjang.
Pemerintah perlu memainkan instrumen fiskal yang tepat untuk menjaga keseimbangan antara penerimaan negara, perlindungan lapangan kerja, pengendalian konsumsi, dan penurunan biaya kesehatan.
Pada saat yang sama, strategi transisi fiskal menuju sumber penerimaan yang lebih sehat dan produktif harus segera disiapkan. Tanpa langkah strategis, ketergantungan itu akan meninggalkan warisan beban yang berat bagi generasi mendatang. (*)
*) Rossanto Dwi Handoyo adalah guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: