Jelajah Hong Kong bersama HKTB (6): Lanskap Seni dan Kota di M+

Gedung megah Museum M+ yang terletak di West Kowloon, Hong Kong. Museum itu memiliki 33 galeri dengan ratusan karya kelas dunia.-Hong Kong Tourism Board-
Di Museum M+, ada banyak karya yang tak pernah habis untuk dinikmati. Selain karya, sisi menarik lain ada di banyak sudut museum tersebut. Seperti sisi yang menyajikan lanskap perkotaan Hong Kong. Juga Art Park. Tempat bersantai sekaligus ruang terbuka yang cocok untuk keluarga.
Di salah satu sudut galeri, terdapat karya yang cukup menarik perhatian. Judulnya SARS. Berwarna cerah. Namun, tiap sudutnya dipenuhi wajah-wajah dengan ekspresi tegang. Khawatir. Cemas. Itu merupakan karya Fang Lijun. Perupa asal Beijing, kelahiran 1963.
Semua wajah digambarkan plontos. Mulut mereka ternganga. Dibuat dengan teknik cetak cukil kayu. Fang Lijun menegaskan kontras antara kepala-kepala berwarna oranye-kuning. Bagian mulut dan mata mereka berwarna hitam.
BACA JUGA:Jelajah Hong Kong bersama HKTB (4): Ladies Market, Surga Barang Murah di Mong Kok
Catatan kuratorial terpajang di samping karya tersebut. Menjelaskan bahwa Fang Lijun menggambarkan kecemasan yang ditimbulkan oleh wabah SARS pada 2003.
SARS, judul karya dengan teknik cetak cukil kayu yang dibuat Fang Lijun. Karya itu ada dalam Museum M+.-Guruh D.N.-HARIAN DISWAY
Selain karya seni, ada pula benda-benda bersejarah. Sunny Cheung, kurator museum tersebut, mengajak kami untuk melihat rice cooker merek Toshiba. Model RC-10K. "Rice cooker ini adalah merek Toshiba pertama yang diproduksi secara massal," katanya.
Kemudian ia menunjukkan mobil Daihatsu. "Midget three-weeled truck (kendaraan beroda tiga). Model MPS keluaran 1962," katanya. Kendaraan itu dulu digunakan sebagai transportasi "tuk tuk" atau bajaj.
BACA JUGA:Jelajah Hong Kong bersama HKTB (3): Gemerlap Kota dari Ketinggian 428 Meter
Kendaraan itu pertama kali diproduksi pertama kali di Jepang pada 1957. Kemudian diekspor ke Thailand dan berbagai negara lain. Termasuk Indonesia. Pada eranya, kendaraan itu menjadi terobosan dalam dunia transportasi.
Sebab, biaya produksinya rendah. Juga kemampuannya menjelajahi jalanan kota yang padat maupun jalan pedesaan beraspal. Hingga kini, India dan Thailand menjadi produsen utama tuk tuk.
Ada pula karya busana. Yakni milik Vivienne Tam. Desainer kelahiran Guangdong, Tiongkok, pada 1957 yang saat ini bekerja di New York, AS.
BACA JUGA:Jelajah Hong Kong Bersama HKTB (2): Menyusuri Madame Tussauds, Nostalgia Mei Lok
Busana itu hitam-putih. Dengan aneka wajah Mao Zedong. Karya yang dibuat pada 1995 itu berbahan woven polyester.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harian disway