Kilauan Emas Kuno: Pameran Baru Ungkap Sejarah Panjang Seni Emas Tiongkok
Ornamen emas bermotif harimau yang sedang melawan rusa dari abad ke-4 hingga ke-3 SM yang dipamerkan di Beijing, Tiongkok.-Jiang Dong-chinadaily.com.cn
HARIAN DISWAY - Emas telah lama menjadi simbol keagungan dan kemewahan yang melintasi batas budaya dan waktu.
Kini, publik kembali diajak menelusuri jejak panjang logam mulia itu. Yakni melalui pameran bertajuk “Radiance: Ancient Gold Ornaments from the Mengdiexuan Collection of the Hong Kong Palace Museum.”
Pameran itu digelar di Capital Museum, Beijing. Dibuka pada 22 Oktober 2025 dan akan berlangsung hingga 1 Maret 2026 mendatang.
Pameran tersebut menghadirkan lebih dari 170 artefak emas yang belum pernah ditampilkan di daratan Tiongkok.
BACA JUGA:Wine Terroir & Culture Biennale di Ningxia, Tiongkok, Rayakan Paduan Seni dan Anggur
BACA JUGA:Putri Tiongkok, Tren Baru Wisata Budaya di Beijing
Koleksi di dalamnya berasal dari Mengdiexuan Collection milik Museum Istana Hong Kong, yang seluruhnya disumbangkan oleh kolektor pribadi.
Rentang usia artefak yang dipamerkan sangat luas. Mulai dari abad ke-15 SM hingga masa Dinasti Ming (1368–1644).
Pameran itu tidak hanya menampilkan kemegahan emas sebagai benda seni. Tetapi juga mengisahkan perjalanan budaya dan interaksi antarperadaban yang terjalin selama lebih dari 3.000 tahun.

Ornamen Emas Kuno dari Koleksi Mengdiexuan di Museum Istana Hong Kong yang sedang berlangsung, dipamerkan di Beijing.-Jiang Dong-China Daily
Menurut Zhao Jing, kurator pameran dari Capital Museum, penyusunan koleksi itu dilakukan secara kronologis untuk menelusuri perkembangan, penggunaan, dan penyebaran emas di wilayah padang rumput Eurasia, Dataran Tengah Tiongkok, hingga Dataran Tinggi Qinghai-Tibet.
BACA JUGA:Mengenal Makna di Balik Chongyang Festival, Keberkahan dalam Double Ninth
BACA JUGA:Teknologi Digital Hidupkan Kembali Tembok Kota Kuno Xi’an di Tiongkok
“Melalui artefak-artefak itu, kita dapat melihat bagaimana emas menjadi saksi penting dari komunikasi dan integrasi antarperadaban,” ujarnya.
Dari Stepa ke Dataran Tengah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: