38 Santri Al-Khoziny Masih Terjebak di Bawah Reruntuhan Bangunan

38 Santri Al-Khoziny Masih Terjebak di Bawah Reruntuhan Bangunan

Porak poranda bangunan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo.-Boy Slamet-Harian Disway -

HARIAN DISWAY -  Insiden robohnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Senin 29 September sore, menelan korban jiwa dan puluhan luka-luka. Hingga Selasa, pukul 09.00 WIB, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan satu orang meninggal dunia, sementara 77 orang mengalami luka-luka dan 38 lainnya masih dalam pencarian.

Peristiwa ini terjadi di Jalan Khr. Abbas I No.18, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Bangunan pesantren yang tengah dalam tahap pembangunan lantai empat ambruk sekitar pukul 15.00 WIB. Menurut laporan, robohnya bangunan dipicu kegagalan konstruksi setelah tiang pondasi tidak mampu menahan beban pengecoran. Saat itu, aktivitas ibadah salat Asar berjamaah sedang berlangsung, membuat para santri dan pekerja tertimpa material bangunan.

BACA JUGA:Gempa Guncang Jawa Timur dan Bali, Getaran Terasa hingga Surabaya dan Lombok

BACA JUGA:BNPB Pastikan Situasi Nabire Aman Pascagempa M 6,6, TRC Diterjunkan ke Lokasi

BNPB mencatat total 102 orang berhasil dievakuasi. Dari jumlah itu, 91 orang menyelamatkan diri secara mandiri, sementara 11 lainnya dievakuasi tim SAR gabungan. Satu di antaranya ditemukan meninggal dunia. Adapun puluhan korban luka telah dibawa ke beberapa rumah sakit terdekat. Sebanyak 34 orang dirawat di RSUD Sidoarjo, 38 orang di RS Siti Hajar, dan 4 orang di RS Delta Surya. 

Meski sebagian korban sudah ditangani, operasi pencarian masih berlanjut. Sebanyak 38 orang dilaporkan belum ditemukan dan diduga masih terjebak di bawah reruntuhan. Tim gabungan yang terdiri dari BPBD Kabupaten Sidoarjo, Basarnas, BPBD Jawa Timur, Forkopimda Sidoarjo, serta BPBD dari Surabaya, Gresik, Nganjuk, Mojokerto, dan Jombang bersama relawan SAR terus bekerja di lokasi.

BACA JUGA:Polisi Selidiki Penyebab Kecelakaan Bus di Probolinggo

BACA JUGA:Kecelakaan Kapal di Selat Bali, BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Semua Moda Transportasi

Kapusdatinkom BNPB Abdul Muhari menyebut fokus utama operasi saat ini adalah pencarian dan evakuasi korban, assessment kondisi struktur bangunan yang tersisa, serta penyiapan jalur evakuasi agar proses penyelamatan berjalan aman.

BNPB juga mengingatkan bahwa Kejadian ini termasuk kategori bencana kegagalan teknologi yang perlu diantisipasi. Standar keselamatan konstruksi harus diterapkan dengan ketat.

"BNPB mengimbau masyarakat dan pengelola bangunan bertingkat untuk lebih memperhatikan aspek teknis dalam pembangunan. Pengawasan konstruksi menjadi kunci agar insiden serupa tidak kembali terjadi," katanya. 

Informasi perkembangan penanganan akan terus diperbarui seiring dengan operasi evakuasi yang masih berlangsung di lokasi kejadian.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: