Kotak Makan Bergizi Menurut Family Stress Model

ILUSTRASI Kotak Makan Bergizi Menurut Family Stress Model.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
BELAKANGAN INI headline di berbagai kota ramai membicarakan dampak program Makan Bergizi Gratis (MBG). Sebagian orang tua menyambutnya dengan rasa syukur, tetapi tidak sedikit pula yang merasa khawatir.
Program yang mengusung tagline ”bergizi” itu memang terdengar menjanjikan dan solutif. Mengurangi angka stunting dan malanutrisi pada anak, ibu menyusui, dan ibu hamil terlihat menjadi program yang tepat sasaran. Namun, apakah benar-benar sudah mempertimbangkan dampak psikologis pada orang tua?
Pertanyaan besarnya, jika program itu terus berjalan, apakah manfaatnya akan benar-benar dirasakan di meja makan keluarga Indonesia atau justru berpotensi memperburuk keadaan yang sebelumnya baik-baik saja?
BACA JUGA:Marak Kasus Keracunan, YLKI Desak Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis!
Ibu Merry (nama samaran), seorang pegawai swasta yang tinggal di gang kos sempit di Surabaya, sekaligus ibu dua anak yang rutin menerima kotak makan bergizi setiap hari, menuturkan pengalamannya.
Menurut dia, program itu memang membantu meringankan tugasnya sebagai ibu yang biasanya harus menyediakan uang saku untuk anak-anak.
”Ya, jelas senang banget, Kak, dapat MBG. Tapi, katanya ada juga yang sudah basi,” ungkap dia kepada saya.
Rasa syukur yang disampaikan Merry tidak terlepas dari kekhawatiran terhadap kualitas makanan MBG.
BACA JUGA:Guru dan Tenaga Pendidik Akan Dapat Makan Bergizi Gratis Mulai Tahun 2026
BACA JUGA:DPR Minta BPJPH Untuk Awasi Kehalalan Ompreng Program Makan Bergizi Gratis
”Karena laporan makanan basi dari anak saya dan juga banyak berita keracunan MBG akhir-akhir ini, saya waswas dan khawatir banget, Kak. Tapi, doa ortu selalu yang terbaik buat anak, semoga anak saya selalu ada dalam perlindungan Allah, amin,” tambahnya.
Rasa syukur dan keresahan yang dirasakan Merry menjadi gambaran bahwa program itu memiliki dua sisi dampak yang berbeda. Pernyataan Merry tersebut juga menjadi bukti bahwa program MBG sudah mencapai tujuan pendukungnya.
Yakni, membantu ekonomi keluarga. Namun, bagaimana kabar dari tujuan utama MBG sendiri, yakni memberikan asupan makanan bergizi untuk anak-anak dan kelompok rentan seperti ibu hamil dan ibu menyusui. Apakah sudah benar-benar mewakilkan kebutuhan nutrisi setiap kelompok?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: