Angkatan Kapolri di Pos Strategis

Angkatan Kapolri di Pos Strategis

ILUSTRASI Angkatan Kapolri di Pos Strategis.-Arya-Harian Disway-

BACA JUGA:Kapolri Tunjuk Kombes Budi Hermanto Sebagai Kabid Humas Polda Metro Jaya

Untuk jabatan kepala bareskrim, Sigit memercayakan kepada Syahar Diantono. Pos kabareskrim tersebut sangat strategis. Kabarnya, itu jabatan yang paling diidam-idamkan perwira bintang tiga. Pos itu menjadi pengendali dan pelaksana pengusutan kasus-kasus pidana.

Nama Syahar mulai dikenal publik setelah menjadi kadivpropam. Mengganti Ferdy Sambo yang terlibat kasus pembunuhan sesama polisi.

Posisi astamaops diduduki Komjen Fadil Imran. Bisa dibilang, posisi itu sebagai ”tangan kanan” kapolri dalam melakukan operasi. Juga, sangat strategis karena yang melakukan perencanaan, pengendali, hingga pengawasan operasional Polri.

BACA JUGA:Kapolri Ganti 4 Kapolda dan Dankorbrimob

BACA JUGA:Kapolri Terbitkan 2 ST Mutasi, 4 Kapolda dan Pucuk Pimpinan Brimob Diganti

Komjen Fadil sebelumnya kepala baharkam. Namanya populer saat menjabat kepala Polda Metro Jaya. Beberapa kasus yang mendapat perhatian publik di eranya, antara lain, adalah tewasnya enam anggota FPI di kilometer 50.

Selain sebagai polisi aktif, Fadil saat ini menjabat ketua umum PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia). Olahraga terpopuler di Indonesia. Kita juga menanti kiprah Fadil, apakah ia bisa membangkitkan kejayaan bulu tangkis.

Kepala polisi lalu lintas juga dipegang teman seangkatan Kapolri Sigit. Yakni, Irjen Agus Suryonugroho yang menjabat kepala korlantas. 

BACA JUGA:Kapolri Bentuk Tim Transformasi Reformasi untuk Perkuat Akuntabilitas Polri

BACA JUGA:Kapolri Bentuk Tim Reformasi Polri, Libatkan 52 Perwira

Di luar Mabes Polri, ada Komjen Muhammad Iqbal yang menjabat sekjen Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Iqbal yang pernah menjadi kadiv humas, kapolda NTB, dan kapolda Riau adalah ”kepala suku” angkatan ’91. Ia ketua Batalyon Bhara Daksa, nama lain angkatan itu. 

Dari 221 alumnus 1991, sudah 97 orang yang menggapai jenderal. Termasuk Jenderal Listyo Sigit yang diangkat  jadi kapolri di era Jokowi dan lima komjen. Bintang tiga itu termasuk Komjen Martinus Hukom, mantan kepala BNN.

Bertaburnya bintang Bhara Daksa mengingatkan kita dengan masa emas Akmil 1968. Dari angkatan itu, ada Jenderal Wiranto yang menjadi panglima ABRI (TNI). Beberapa nama populer juga di angkatan tersebut, termasuk Agum Gumelar, Bang Yos (Sutiyoso), dan Sutomo. Mantan Wali Kota Surabaya Cak Narto juga satu angkatan dengan mereka.

Promosi para jenderal tersebut tentu lewat Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti). Namun, tanpa persetujuan dan restu pimpinan puncak (kapolri), tentu pangkat dan jabatan tidak akan terkerek. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: