FGD Bank Indonesia 2-3 Oktober 2025 (1): Melestarikan Cultural Heritage Melalui Tenun Endek
PARA peserta FGD Bank Indonesia menyimak penjelasan Anak Agung Indra Dwipayani, pemilik Agung Bali Collection, tentang kain tenun endek Bali yang sudah tembus pasar internasional. -Rahma Sugihartati untuk Harian Disway-
Berbeda dengan UMKM yang kebanyakan hanya eksis di tingkat lokal, pangsa pasar produk Agung Bali Collection berhasil menembus pasar ekspor.
Apa yang telah berhasil dicapai UMKM Agung Bali Collection tersebut sudah tentu sebagian berkat dukungan dan bantuan dari Bank Indonesia. Mulai pelatihan, pemberian alat perajin, hingga cara pemasaran, semua didampingi dan banyak dibantu Bank Indonesia.
Di tengah kondisi perekonomian yang fluktuatif dan iklim persaingan yang makin ketat, diakui, tidak mudah rute yang ditempuh Agung Bali Collection agar tetap survive, bahkan mampu menembus pasar ekspor.
UMKM yang berdiri pada 2015 itu, selama 10 tahun, mampu bertahan karena didukung kemampuannya untuk terus berkreasi dan berinovasi.
Memang ada masa UMKM binaan Bank Indonesia itu sempat terancam kolaps. Ketika banyak kain tenun dari luar negeri yang masuk ke Bali, yang terjadi adalah harga kain tenun pun sempat anjlok di pasaran.
Penenunan endek yang menggunakan bahan alam itu juga sempat tidak diminati karena faktor warna yang tidak seatraktif tenun berbahan kimia. Tanpa didukung kemampuan mengembangkan inovasi dan dukungan Bank Indonesia yang memfasilitasi pameran dan pemasaran, sulit bagi Agung Bali Collection untuk dapat tetap bertahan.
Di era pemerintahan Jokowi, ketika Agung Bali Collection ikut pameran di Dekranasda, waktu itu hadir Ibu Negara Iriana Joko Widodo yang kemudian memesan kain tenunnya menjadi suvenir acara kenegaraan.
Anak Agung Indra Dwipayani, saat menceritakan kisah berdirinya Agung Bali Collection, menuturkan bahwa awal mulanya di pameran Dekranasda mereka hanya memajang 15 potong kain tenun endek. Dalam tempo 15 menit, semua kain itu ludes dibeli pengunjung.
Sore hari, setelah pameran, mereka ternyata dihubungi Paspampres dan meminta Anak Agung Indra Dwipayani, pemilik Agung Bali Collection, menghadap Ibu Negara Iriana Jokowi. Saat itu ribuan potong kain tenun endek dipesen ibu negara.
Bisa dibayangkan, di awal berdiri, Agung Bali Collection hanya memiliki lima penenun. Mendapatkan order membuat ribuan potong kain tenun tentu bukan pekerjaan yang mudah karena harus dipastikan standar kualitas dan coraknya.
Itulah masa tantangan yang benar-benar berat. Bersyukur, Agung Bali Collection berhasil melewati dan menjawab tantangan dengan baik.
Berkat keberhasilan produk kain tenun ”Agung Bali Collection” menjadi suvenir kenegaraan, mulailah permintaan kain tenun endek meningkat.
Setelah berhasil memenuhi permintaan pemesan kain tenun endek untuk suvenir acara kenegaraan, sejak itu makin banyak pembeli yang pesan melalui penjualan online –bukan hanya dari lokal, melainkan juga para pembeli dari luar negeri terus berdatangan.
Pertamina, salah satu BUMN di tanah air, menurut catatan juga pernah memesan 15.000 kain tenun endek.
Bermula dari hanya memasarkan di hotel-hotel di Bali, kini produk kain tenun Agung Bali Collection sudah menembus pasar global. Sejak 2019, kain tenun endek dari UMKM binaan Bank Indonesia itu sudah mulai mendunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: