The Jakarta Method

The Jakarta Method

ILUSTRASI The Jakarta Method.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Pelacur ABG Jakarta Barat vs Riset Kelly Allen

Menurut Bevins, AS kemudian membentuk jaringan dengan petinggi-petinggi militer yang antikomunis di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Mereka dilatih di AS dan dibekali dengan strategi antikomunis untuk melawan pengaruh komunis di berbagai negara.

Operasi antikomunis di Indonesia dimulai ketika PKI dituduh menjadi dalang peristiwa G-30-S pada 1965. Ketika itu Letkol Oentoeng Sjamsoeri menculik tujuh jenderal TNI yang antikomunis. Para jenderal tersebut diculik dalam operasi satu malam dan dieksekusi pada keesokan harinya.

Operasi itu tidak sepenuhnya berhasil karena masih ada Jenderal A.H. Nasution yang selamat dari penculikan dan Jenderal Soeharto yang tidak masuk daftar culik.

BACA JUGA:Wajah Dilumuri Tinja, Antara Jakarta dan New York

BACA JUGA:Rampok Minimarket di Jakarta dan Pencegahan

Soeharto yang memegang posisi strategis sebagai komandan Kostrad (Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat) mengambil alih kendali kepemimpinan di Angkatan Darat. Nasution yang lebih senior berada dalam suasan psikologis yang terguncang karena anak bungsunya, Ade Irma Suryani, meninggal karena dibunuh penculik.

Dari titik itulah operasi ”Jakarta Method” dimulai. AS melakukan operasi militer dan menyebar propaganda. Media-media menyebarkan berita mengenai kekejaman dan keberingasan PKI. Kampanye masif dilakukan untuk memengaruhi publik –khususnya umat Islam– supaya membantu tentara dalam perburuan menghancurkan PKI.

Kekuatan Islam kemudian dilatih secara singkat oleh tentara, kemudian menjadi kekuatan yang paling efektif dalam memburu dan membunuh anggota dan simpatisan PKI di Jawa dan Bali.

PKI tumbang, tentara menang. Operasi Jakarta itu kemudian menjadi standar yang diterapkan oleh AS dalam perang melawan komunisme di seluruh dunia. AS menerjunkan agen-agen rahasia CIA (Central Intelligence Agency), lalu merekrut kekuatan militer antikomunis yang menjadi pasukan inti melawan komunis.

Jakarta Method menjadi teror yang mengerikan bagi aktivis komunis di seluruh dunia. Di negara-negara Amerika Selatan, banyak coretan grafiti antikomunis yang merujuk pada Jakarta Method. 

Ada grafiti yang berbunyi ”Yakarta Method”, ada juga yang berbunyi ”Jakarta is Coming”. Pesan grafiti itu menjadi ancaman bagi aktivis komunis bahwa mereka akan ”di-Jakarta-kan”.

The Jakarta Method karya Bevins itu adalah salah satu versi saja di antara banyak buku yang menjelaskan peristiwa 1965 di Indonesia. Bevins yakin bahwa tentara Indonesia mendapat bantuan dari AS dalam operasi menghancurkan kaum komunis. Bevins berpendapat bahwa PKI tidak bersalah dan menjadi korban operasi CIA.

Tesis Bevins itu didukung Ruth McVey dan Ben Anderson yang menerbitkan Cornell Paper, yang menyebut peristiwa 1965 sebagai perang bintang antar-para jenderal TNI-AD.

Namun, sejarawan Prof Salim Said tegas mengatakan bahwa PKI berada di balik penculikan pemberontakan 1965. Sampai sekarang beda pendapat antara dua kubu itu tidak memperoleh titik temu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: