The Jakarta Method

The Jakarta Method

ILUSTRASI The Jakarta Method.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BUKU The Jakarta Method karangan Vincent Bevins viral di media sosial pekan ini. Banyak netizen –dari generasi milenial sampai gen Z dan Y– yang mengutip dan berkomentar mengenai ”Metode Jakarta” yang menjadi bahasan utama buku berjudul The Jakarta Method: Washington’s Anticommunist Crusade & the Mass Murder Program that Shaped Our World yang terbit pada 2020.

The Jakarta Method adalah istilah yang dipakai untuk menamai operasi pembersihan terhadap para aktivis komunis dan anggota PKI (Partai komunis Indonesia) pada 1965 sampai 1967 di Indonesia. Metode itu diciptakan Amerika Serikat (AS) dengan tujuan memberantas pengaruh komunisme di seluruh dunia.

Pada masa itu AS terlibat perang dingin dengan Uni Soviet untuk memperebutkan pengaruh di seluruh dunia. 

BACA JUGA:Siswa SD di Jakarta pun Keracunan MBG: Guru Takut Sebut Mi Basi

BACA JUGA:Mayat Gadis di Kalimalang, Cipinang Melayu, Jakarta Timur

Medan pertempuran yang paling panas terjadi di Indonesia, Argentina, Bolivia, Cile, Kolombia, Timor Timur, El Salvador, Guatemala, Honduras, Irak, Meksiko, Nikaragua, Paraguay, Filipina, Korea Selatan, Sri Lanka, Sudan, Taiwan, Thailand, Uruguay, Venezuela, dan Vietnam. 

Biaya yang dikeluarkan Amerika Serikat dalam operasi itu bisa ratusan juta dolar AS. Amerika Serikat secara langsung memasok senjata dan memberikan bantuan keuangan untuk mengalahkan kekuatan komunis di setiap negara. Korban yang jatuh bisa belasan ribu di berbagai negara.

Indonesia menjadi medan pertempuran yang paling menentukan bagi AS untuk berebut pengaruh di kawasan Asia Tenggara. Sebab, Vietnam telah jatuh ke tangan komunis. Kalau operasi AS di Indonesia gagal, Asia Tenggara akan jatuh dalam kekuasaan komunis.

BACA JUGA:Problem Suami Bunuh Istri di Pasar Minggu, Jakarta Selatan

BACA JUGA:Kabel di Jakarta Makan Leher Lagi

Amerika Serikat panik karena Soekarno lebih tertarik untuk berhubungan dengan Uni Soviet dan Tiongkok ketimbang dengan AS. Bevins menyebutkan bahwa dalam Pemilu Indonesia 1955, AS menggelontorkan dana jutaan dolar untuk menahan pengaruh PKI dan PNI (Partai Nasional Indonesia) yang dipimpin Soekarno. 

Operasi AS untuk mengalahkan kekuatan komunis di Indonesia melalui jalur pemilu gagal. PNI menjadi pemenang pemilu dengan mengumpulkan 8,4 juta suara. Partai Masyumi menjadi runner-up dengan suara 7,9 juta. Partai Nahdlatul Ulama (PNU) di urutan ketiga dengan suara 6,9 juta dan PKI di urutan keempat dengan suara 6,1 juta.

Beberapa pemberontakan militer yang ingin menggulingkan Soekarno juga dapat dipadamkan. Soekarno kian dekat dengan PKI dan hal itu membuat resah petinggi TNI (Tentara Nasional Indonesia) yang anti-PKI.

BACA JUGA: Pembunuhan di Apartemen Jakarta Lagi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: