FGD Bank Indonesia 2-3 Oktober 2025 (2): Menjaga Stabilitas dan Mengejar Pertumbuhan Ekonomi yang Lebih Baik

FGD Bank Indonesia 2-3 Oktober 2025 (2): Menjaga Stabilitas dan Mengejar Pertumbuhan Ekonomi yang Lebih Baik

PARA peserta FGD Bank Indonesia di Bali.-istimewa-

Proyeksi ADB itu lebih rendah daripada target pemerintah dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang dipatok 5,2 persen pada 2025 dan 5,4 persen pada 2026.

Mengejar pertumbuhan ekonomi dapat lebih tinggi dari 5 persen, harus diakui, sulit untuk diwujudkan. Bila selama ini pertumbuhan ekonomi nasional tetap tinggi karena ditopang oleh panen raya, konsumsi masyarakat, dan investasi, kini, di triwulan IV 2025, kondisinya berbeda. 

Ketika daya beli masyarakat turun, tabungan berkurang, dan di berbagai daerah banyak terjadi PHK gara-gara industri yang tidak lagi banyak menyerap tenaga kerja, jangan heran jika yang terjadi adalah hal-hal yang kontraproduktif.

Bulan September lalu kita tahu BI rate baru saja diturunkan menjadi 4,75 persen untuk mendorong pertumbuhan dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Bank Indonesia juga telah berusaha menjaga ketersediaan uang fisik dan mendukung sistem pembayaran digital. 

Di saat yang sama, likuiditas ekonomi dan pertumbuhan kredit tetap dijaga untuk menopang perekonomian domestik. Seberapa jauh upaya yang dikembangkan BI akan berhasil, tentu tidak hanya membutuhkan dukungan pemerintah, tetapi juga dukungan masyarakat agar tidak mudah terombang-ambing oleh rumor dan isu-isu yang tidak benar.

Anton Pitono, direktur bidang komunikasi Bank Indonesia, ketika membuka acara FGD menyatakan bahwa yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah kepastian dan pemahaman yang benar tentang kondisi ekonomi nasional. 

Di tengah munculnya spekulasi dan bahkan rumor yang simpang siur tentang kondisi ekonomi Indonesia, yang dibutuhkan adalah persamaan persepsi tentang apa yang harus dilakukan. (*)  

*) Bagong Suyanto adalah guru besar sosiologi ekonomi, FISIP, Universitas Airlangga.

*) Rahma Sugihartati adalah guru besar sains informasi, FISIP, dan kepala Perpustakaan Universitas Airlangga.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: