Surabaya Hadapi Keterbatasan Anggaran dengan Jurus Diskon Besar-besaran, Incar Kunjungan Wisatawan

Suasana Rapat Paripurna di DPRD Jatim Senin 13 Oktober 2025-Edi Susilo Disway -
HARIAN DISWAY - Di tengah tekanan fiskal, Kota Surabaya justru menunjukkan keteguhan komitmennya pada rakyat. Hal itu dsampaikan dalam Rapat Paripurna yang digelar Senin, 13 Oktober 2025 di Gedung DPRD.
Seluruh fraksi secara bulat menyatakan dukungan terhadap Nota Keuangan Rancangan APBD 2026. Bukan sekadar formalitas, itu adalah sinyal kuat bahwa meski anggaran dari pusat dipotong, Surabaya memilih tetap berpijak pada kepentingan warganya.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menyambut positif kesepakatan tersebut. Namun, ia tak menutupi realita pahit Transfer Ke Daerah (TKD) dari pemerintah pusat mengalami penurunan signifikan.
Dalam kondisi seperti ini, banyak kota mungkin mundur atau memangkas program vital. Tapi tidak dengan Surabaya. "Kita harus berani menetapkan skala prioritas," tegas Eri Cahyadi.
Ia menambahkan bahwa tidak semua program bisa jalan. Tapi satu hal yang mutlak, yakni program kerakyatan jangan sampai hilang.
BACA JUGA:Politik di Era Digital ala Pimpinan DPRD Surabaya Arif Fathoni: Scroll, Klik, dan Pertanggungjawaban
BACA JUGA:Komisi C DPRD Surabaya Bahas Eigendom di Jakarta, Pertamina Minta Pendampingan Kejati
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Balai Kota -Pemkot Surabaya-
Pesan itu bukan retorika. Itu adalah garis merah. Di tengah situasi serba terbatas, Surabaya memilih untuk lebih cerdas, bukan lebih hemat. Alih-alih menyerah, Pemkot bersama DPRD mulai merancang strategi ambisius untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Tujuannya, agar Surabaya tetap bergerak maju tanpa bergantung sepenuhnya pada dana dari Jakarta. Aset daerah yang selama ini kurang dimaksimalkan, kini akan dihidupkan kembali.
Infrastruktur akan dipercepat pembangunannya, bukan hanya untuk memperlancar arus, tapi juga sebagai pengungkit ekonomi. Tapi yang paling menarik? Surabaya akan menjadi kota diskon.
Pada akhir 2025 hingga awal 2026, Pemkot berencana menggelar program diskon besar-besaran di seluruh pusat perbelanjaan.
Tidak hanya untuk pakaian, tapi juga hotel, kuliner, dan layanan wisata. Itu bukan soal obral murah, tapi bagian dari strategi besar untuk menarik wisatawan, menggerakkan ekonomi lokal, dan mengisi kantong UMKM.
"Kita manfaatkan Kalender Event Nasional (KEN). Event-event besar akan kita gelar, lalu kita dorong kunjungan lewat insentif langsung. Diskon ini adalah alat promosi sekaligus pemulihan ekonomi," sambung Eri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: