5 Alasan Perangi Bullying di Indonesia

5 Alasan Perangi Bullying di Indonesia

Pahami mengapa perundungan yang kerap terjadi di sekitar Anda merupakan hal yang berbahaya.-Freepik-

HARIAN DISWAY - Kasus perundungan di Indonesia masih menjadi masalah sosial yang serius. Ironisnya, perundungan kini bukan hanya terjadi di dunia nyata.

Tetapi juga di ruang digital seperti media sosial. Tak jarang, kasusnya berakhir tragis. Bahkan hingga menghilangkan nyawa.

Menurut survei yang dilakukan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) tahun 2018, tiga dari empat anak dan remaja Indonesia pernah mengalami satu atau lebih bentuk kekerasan. Pelaku terbanyak justru berasal dari teman sebaya.

Sementara itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melaporkan bahwa sepanjang tahun 2023 terdapat lebih dari 3.800 kasus perundungan. Hampir separuh dari kasus tersebut terjadi di lingkungan sekolah maupun pesantren.

BACA JUGA:45% Anak Muda Usia 14–24 Tahun Hadapi Cyberbullying, DPRD Jatim Sediakan Payung Perlindungan!

BACA JUGA:Pahamkan Bahaya Cyberbullying, Universitas Paramadina Ajak 200 Siswa SMP Al Azhar BSD Melek Literasi Digital

Data itu memperlihatkan bahwa lembaga pendidikan yang seharusnya menjadi ruang aman, justru kerap menjadi tempat kekerasan psikologis dan fisik terjadi.

Secara umum, bullying atau perundungan adalah tindakan agresif yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang. Untuk menyakiti, merendahkan, atau merugikan orang lain.

Perundungan bisa terjadi secara verbal, fisik, sosial, maupun digital. Baik dilakukan oleh individu maupun kelompok. Terutama mereka yang merasa lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain yang dianggap lebih lemah.

Faktor Penyebab Perundungan


]Bullying kerap terjadi karena banyak faktor, salah satunya masalah pendidikan karakter. - Mikhail Nilov - Pexels

1. Pengaruh Lingkungan Keluarga

Anak yang tumbuh dalam lingkungan penuh kekerasan atau tanpa kasih sayang cenderung meniru perilaku agresif. Hal itu memicu tumbuhnya perilaku kasar dan mudah benci kepada orang lain.

BACA JUGA:Soal Kematian Bunuh Diri Timothy Anugerah, Unud Tegaskan Tak Terkait Bullying

BACA JUGA:Begini Sosok Timothy Anugerah Saputra, Mahasiswa Unud Bunuh Diri Diduga Korban Bullying

2. Kurangnya Pendidikan Karakter di Sekolah

Nilai empati dan saling menghormati mungkin belum sepenuhnya tertanam dalam sistem pendidikan. Sehingga timbul kejadian perundungan yang dilakukan remaja. Perundungan itu dilakukan demi mendapat pengakuan dan penghormatan dari kelompoknya.

3. Pengaruh Media Sosial

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber