Hans Reede, ‘Sinterklas’ dari Lichtenvoorde untuk Anak-Anak SLB di Lumajang

Hans Reede, ‘Sinterklas’ dari Lichtenvoorde untuk Anak-Anak SLB di Lumajang

Kebahagiaan Hans Rede saat berbagi kasih bersama anak-anak di SLB Kristen Pelangi Kasih, Pasirian, Lumajang.-Edhiemas for Harian Disway-

Pada 1991, pemerintah Belanda mengubah nama sistem tersebut menjadi VMBO (Voorbereiden Middelbaar Beroeponderwijs).

Setelah 16 tahun mengajar tanpa cela, Hans kemudian dipercaya memimpin SG Herreveld, sekolah kejuruan bagi anak-anak berkebutuhan khusus atau VSO (Voortgezet Speciaal Onderwijs).

Dedikasinya berlanjut selama 10 tahun penuh, hingga akhirnya pemerintah Belanda menugaskannya memimpin Practicon Practical Education di Doetichen, sekolah menengah khusus bagi anak-anak dengan IQ rendah (50–80).

BACA JUGA:Sekolah Negeri Wajib Terima Anak Berkebutuhan Khusus, Dewan Pendidikan Surabaya Beri Catatan Khusus

Selama tujuh tahun memimpin sekolah tersebut, bapak dua anak ini dengan sabar membimbing ribuan siswa istimewa agar siap memasuki dunia kerja, meski dengan segala keterbatasan. 

Ketelatenannya tak lepas dari dukungan sang istri, Yanin Doornenbal, yang juga seorang guru taman kanak-kanak.

Memasuki masa pensiun tak membuat semangat Hans meredup. Ia justru segera mendaftarkan diri ke PUM, lembaga di bawah Kementerian Luar Negeri Belanda yang mengirim tenaga ahli untuk membantu pengembangan usaha kecil dan pendidikan di berbagai negara berkembang.

BACA JUGA:Upaya Sekolah Alam Insan Mulia Surabaya Memberi Hak Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Melalui PUM, Hans pernah ditugaskan di Bolivia, Kolombia, Vietnam, dan Indonesia. Ia mengaku bertekad untuk terus berkarya selama masih mampu.

Dalam kunjungannya kali ini, Hans dan istrinya bekerja sama melatih dan berbagi pengalaman kepada guru-guru SLB di Pasirian dan sekitarnya. 

Keduanya berharap ilmu dan pengalaman yang mereka bagikan dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus di Indonesia.

Meski usianya tak lagi muda, semangatnya terasa menular. Bagi anak-anak SLB Pelangi Kasih, Hans bukan sekadar tamu dari negeri jauh. Ttetapi sosok “Sinterklas dari Lichtenvoorde” yang membawa hadiah terbesar: cinta, perhatian, dan harapan untuk masa depan mereka. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: