Tiongkok Angkat Bicara Soal Polemik dan Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh

Penumpang kereta cepat Whoosh di stasiun.-Ayu Novita-
HARIAN DISWAY - Setelah berbagai polemik soal utang dan pembengkakan biaya proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh) mencuat di dalam negeri, Pemerintah Tiongkok akhirnya buka suara.
Melalui pernyataan resminya, Beijing menegaskan bahwa sejak awal proyek ini berjalan, koordinasi antara Indonesia dan Tiongkok telah dilakukan secara erat. Baik dalam hal investasi, perencanaan keuangan, hingga penilaian manfaat ekonominya.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Guo Jiakun menyampaikan bahwa proyek Whoosh seharusnya tidak hanya dilihat dari sisi angka dan hitungan bisnis semata, tetapi juga dari nilai manfaat publik yang dihasilkan.
BACA JUGA:CEO Danantara: Skema Pembayaran Utang Whoosh Jadi Masih Dikaji
BACA JUGA:KCIC Pastikan Whoosh Tetap Jalan Tanpa Dana APBN
“Perlu ditegaskan ketika menilai proyek kereta api cepat, selain angka-angka keuangan dan indikator ekonomi, manfaat publik dan imbal hasil komprehensifnya juga harus dipertimbangkan. Otoritas dan perusahaan yang berwenang dari kedua belah pihak telah menjalin koordinasi yang erat untuk memberikan dukungan yang kuat bagi pengoperasian kereta api yang aman dan stabil,” ujarnya dalam pernyataan resmi dikutip dari situs pemerintah Tiongkok, Kamis, 23 Oktober 2025.
Guo juga menegaskan komitmen negaranya untuk terus bekerja sama dengan Indonesia dalam menjaga keberlanjutan pengoperasian Whoosh.
“Tiongkok akan selalu siap untuk terus bekerja sama dengan Indonesia untuk terus memfasilitasi pengoperasian Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung yang berkualitas tinggi supaya sarana ini bisa memainkan peran yang lebih besar dalam mendorong pembangunan ekonomi dan sosial Indonesia serta meningkatkan konektivitas di kawasan,” tuturnya.
BACA JUGA:Luhut Soal Whoosh Rugi: Tak Ada Transportasi Publik di Dunia yang Menguntungkan, Semua Butuh Subsidi
BACA JUGA:KPK Buka Pelaporan Dugaan Mark-Up Proyek Kereta Cepat Whoosh
Pernyataan Tiongkok muncul di tengah meningkatnya sorotan publik terhadap beban utang proyek Whoosh yang disebut menekan keuangan PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Proyek yang nilai investasinya kini mencapai USD7,2 miliar atau sekitar Rp116,54 triliun (kurs Rp16.186 per dolar AS) itu membengkak dari proposal awal yang diajukan Tiongkok sebesar USD6,07 miliar.
Dari total pendanaan tersebut, 75 persen bersumber dari pinjaman China Development Bank (CDB), sementara sisanya berasal dari modal pemegang saham seperti KAI, Wijaya Karya, PTPN I, dan Jasa Marga.
BACA JUGA:Luhut: Bayar Hutang Whoosh dan LRT Tidak Pakai APBN, Hanya Restructuring
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: