Vertical Rescue Indonesia Resmikan Jembatan Gantung ke-221, Sumbangan PSMTI dan Teguh Kinarto
Peresmian jembatan gantung di Kali Bangau (dari kiri) Tedi Ixdiana (VRI), Lejen TNI Purn AM Putranto, Dahlan Iskan, Ketua Umum PSMTI Wilianto Tanta, dan Ricky Suharlim.-Foto: Ricky Suharlim for Disway-
Menurutnya, banyak program pemerintah diterapkan di masyarakat. Tapi tidak semua program itu diterima dengan baik. Tim bekerja, masyarakat hanya menyaksikan. "Di sini, saya dengar masyarakat ikut terlibat, membantu sehingga jembatan ini jadi," imbuh dia.
Sebelumnya, dua daerah ini dipisahkan sungai yang cukup curam. Warga cukup kesulitan. Utamanya, anak-anak di Kelurahan Kedungkandang, Kecamatan Kedungkandang.
Sekolah mereka berada di Kelurahan Polehan. Baik SD maupun SMP. Uswatun, salah seorang warga menceritakan, perjalanan menuju sekolah harus memutar melalui Sawojajar. "Biasanya, 15 menit hingga 20 menit," katanyi.
Padahal, jarak lokasi sekolah tidak lebih dari 200 meter. Mereka terpaksa memutar karena dipisahkan sungai tersebut. "Sekarang, anak-anak tinggal menyeberang," ungkapnyi.
Ia juga menceritakan ada beberapa warga yang memaksa menyeberang sungai tersebut. Kedalaman sungai setinggi perut orang dewasa. "Barang bawaan ditaruh di atas kepala, lalu berjalan, celana nyelup ke sungai," imbuh Uswatun.

Letjen TNI Purn AM Putranto menyerahkan potongan tumpeng kepada Camat Kedungkandang. -Foto: Nauval-Harian Disway-
Maryatin, salah seorang warga lainnya, bersyukur atas diresmikannya jembatan tersebut. Menurutnyi, jembatan itu sangat membantu. Hanya, Maryatin berharap kelak ada jembatan lagi yang lebih lebar. "Karena yang butuh untuk lewati jembatan itu sangat banyak," ungkapnyi.
Jembatan dengan panjang 50 meter dan lebar 2 meter itu itu dibangun tim Vertical Rescue Indonesia. Tidak lebar. Karena itu, ada batasan jumlah orang saat melewati jembatan tersebut. Tidak boleh lebih dari 3 orang dewasa.
Kendaraan sepeda motor juga bisa melewati jalur tersebut. Namun, kapasitas yang dibolehkan hanya satu kendaraan. Harus bergantian.
Pembangunan jembatan ini membutuhkan waktu 15 hari atau sekitar 2 minggu. Tim yang dikomandoi Tedi Ixdiana itu menarik kawat seling dari masing-masing tepi sungai.
Kawat seling tersebut lalu ditanam. Agar lebih kuat, sebelum ditanam, kawat seling dililitkan pada batu dengan berat sekitar 1 ton. Pada masing-masing tepi sungai, juga terdapat beberapa besi sebagai penyangga kawat seling.
Lalu, dari kawat seling sepanjang 50 meter itu ditarik ke bawah dengan posisi menggantung. Alas jembatan berupa kayu jenis akasia. Agar tidak bergoyang, ada kawatyang dipasang sejajar dengan arah jembatan tersebut.
Ketua Dewan Pembina Vertical Rescue Letjend TNI Purn A.M. Putranto mengatakan jembatan tersebut adalah yang ke-221. Dia juga mengapresiasi PSMTI yang berkolaborasi dalam mewujudkan jembatan ini.
“Kegiatan ini membantu pemerintah. Kami niat memang untuk membangun dan membantu masyarakat. Harapan saya berikutnya Pemda akan bisa menjadikan permanen,” tegas Putranto.
BACA JUGA:Dahlan Iskan di Rakernas PSMTI di Batu: Pengusaha Besar Tak Usah Dibantu, Tapi Jangan Diganggu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: