WNI Pembunuh di Singapura Minta Diadili di RI: Katanya, Ogah Dihukum Mati
ILUSTRASI WNI Pembunuh di Singapura Minta Diadili di RI: Katanya, Ogah Dihukum Mati.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
BACA JUGA:Prabowo Hadiri National Day di Singapore, WNI Kibarkan Merah Putih
Tiba di sana, tim medis polisi menyatakan, Nurdia sudah meninggal akibat tusukan benda tajam (tidak disebutkan titik tikaman). Jenazah kemudian dikirim ke RS untuk autopsi. Salehuddin ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan.
Esoknya, Salehuddin diadili secara daring. Ia mengenakan kaus merek Polo merah. Hakim membacakan dakwaan. Setelahnya, hakim memberikan kesempatan kepada terdakwa untuk bicara. Salehuddin pun minta diadili di Indonesia.
Cara polisi Singapura menangani itu sangat rapi. Digambarkan media massa, tim polisi mendatangi hotel tersebut dengan tiga mobil. Mereka langsung parkir ke basemen seperti tamu hotel lainnya. Tidak ada polisi di lobi hotel.
Karyawan hotel yang diwawancarai wartawan menolak bicara. Seorang tamu hotel bernama David, yang menginap di lantai delapan hotel itu, kepada wartawan mengatakan, ia dan rekannya tidak mengetahui adanya pembunuhan tersebut.
David: ”Kami tidak mendengar apa pun dan kami tidak tahu ada pembunuhan di sini. Lagi pula, kamar-kamarnya sangat terisolasi. Staf hotel tidak memberi tahu kami apa pun.”
Ketika ditanya, apakah insiden itu memengaruhi dirinya, ia menggelengkan kepala. Sementara itu, rekannya menatapnya dengan pandangan muram.
Tamu lain, Kiyo Asano, mengatakan, ia terkejut setelah diberi tahu ada pembunuhan di sana pagi itu. ”Gila. Sepi sekali pagi ini. Dan, saya tidak melihat mobil polisi tadi pagi,” katanya.
Siapa pelaku dan korban? Mereka warga Batam.
Adik laki-laki Nurdia, kepada wartawan, mengatakan, kakaknya berprofesi farmasis. Nurdia bekerja untuk Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Batam. Ia tidak memberikan keterangan lanjut.
Humas BPOM Batam Trecy kepada wartawan mengatakan, pihaknya belum bisa memberikan penjelasan apa pun terkait kematian Nurdia. ”Karena belum ada keterangan resmi dari pihak berwenang,” katanyi.
Instagram Boy Hadi Kurniawan mengunggah ucapan duka. Ia mengaku sebagai kakak sepupu Nurdia.
Ia menulis: ”Selamat jalan adikku sayang. Banyak cerita masa kecil kita lalui bersama. Dulu, ketika liburan sekolah, abang sering berkunjung ke rumah mamamu yang juga adik kandung papaku. Semua adalah kenangan yang baik, yang insya Allah semoga bisa berulang kembali berkumpul di surga-Nya.”
Dari unggahan tersebut, disebutkan bahwa Nurdia sarjana farmasi alumnus Fakultas Farmasi, Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat. Kini ASN di BPOM. Di sana tidak disebutkan sosok Salehuddin.
Polisi Singapura belum merilis kronologi dan motif pembunuhan. Polisi cuma memberi tahu terdakwa bakal dihukum mati sehingga minta diadili di Indonesia. Menurut polisi, itu adalah pembunuhan kelima di sana
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: