WNI Pembunuh di Singapura Minta Diadili di RI: Katanya, Ogah Dihukum Mati
ILUSTRASI WNI Pembunuh di Singapura Minta Diadili di RI: Katanya, Ogah Dihukum Mati.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Tentu, tidak semua terdakwa pembunuhan dihukum mati di Singapura. Pasti diteliti dulu, bagaimana kronologi dan motif pembunuhan.
Dikutip dari The Straits Times, 2 November 2024, berjudul Use force or negotiate? A look at how the S’pore police handle tense stand-offs, diungkapkan suami pembunuh istri. Itu kasus lama.
Tanggal 25 Oktober 2005, Lim Ah Seng, 37, pengantar barang di toko kelontong Singapura, mencekik mati istrinya, Riana Agustina, 26, warga negara Indonesia.
Dikisahkan, mereka bertemu di Batam, 1997. Lim asal Singapura, Riana asal Jakarta. Lalu, mereka menikah di Batam. Setahun kemudian mereka dikaruniai anak perempuan. Disusul anak laki-laki.
Pada 2003 Lim menang judi lotre Toto. Keluarganya mendadak kaya. Mereka lalu pindah ke Johor Bahru, menyewa sebuah bungalo. Lim membelikan Riana sebuah mobil sport Honda.
Dua tahun kemudian mereka pindah ke Singapura karena mereka mengejar sekolah anak-anak yang bagus di sana. Mereka membeli flat di Bukit Merah.
Ternyata Riana punya kelainan jiwa. Dia pemarah. Lim dan anak-anak sering dimarahi untuk kesalahan yang tidak jelas.
Tahun 2003 Riana menggugurkan anak ketiga. Itu membuat Lim tidak senang. Pernikahan mereka mulai berantakan. Riana mulai melakukan kekerasan terhadap Lim.
Suatu hari Lim dipukuli Riana sehingga tuli di satu telinga. Kedua anak mereka juga dipukuli Riana. Lim tidak melapor ke polisi, tetapi ke Kementerian Pengembangan Masyarakat, Pemuda, dan Olahraga pada bulan November 2004.
Lim minta agar istrinya diperiksa psikologis. Hasilnya, Riana mengidap kelainan psikologis dan wajib dirawat di RS jiwa. Namun, Juni 2005 Riana kabur dari sana.
Riana pulang, hendak mengambil anak-anaknyi. Dia bertemu Lim. Terjadi cekcok. Riana mengejar Lim dengan pisau terhunus. Lim lari. Lolos. Sejak itu, anak-anak mereka tetap di tangan Lim, dititipkan di rumah ibunda Lim.
Selasa malam, 25 Oktober 2005, Riana datang lagi. Kali ini tak bersenjata. Mereka cekcok lagi. Berkelahi. Akhirnya, Riana dicekik mati oleh Lim.
Lim ditangkap polisi. Lim mengaku, malam itu Riana meneleponnya, memberi tahu bahwa Riana akan ke rumah ibunda Lim untuk melihat putri mereka. Namun, Riana tiba-tiba muncul di rumah Lim sejam kemudian.
Riana mengajak Lim berhubungan seks. Mereka lakukan. Setelah selesai, Riana mengatakan akan melaporkan Lim ke polisi dengan tuduhan pemerkosaan. Riana mengatakan, dia masih pasien Institute of Mental Health Singapore (RSJ). Jadi, polisi pasti percaya laporan pemerkosaan.
Maka, terjadi pertengkaran. Sampai Riana mati dicekik Lim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: