Teror Kesejahteraan

Teror Kesejahteraan

ILUSTRASI Teror Kesejahteraan.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Jika hal itu terus mampu mengusik ketenangan koloni, jalan terakhir adalah sedikit membuka kenikmatan. Artinya, ”musuh” perlu ditundukkan dengan jalan menjadikan mereka memiliki sedikit nikmat kekuasaan. 

Pangkuan kekuasaan itulah yang akhirnya mematikan imajinasi dan nalar jernih untuk bersuara lantang. Dipangku mati, begitu dalam falsafah Jawa. Suara itu pun kian lirih, bahkan sunyi. Kesunyian itu pun berpadu pada bisingnya ruang bisu. 

Tampaknya bangsa Indonesia sudah terlalu lama terkubur dalam laku teror kesejahteraan itu. Sampai bangsa ini lupa bahwa kemanusiaan yang adil dan beradab serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia belum terwujud sampai saat ini. 

Teror kesejahteraan pun akan terus ada saat pemimpin bangsa masih terus memelihara watak serakah. Karakter moral pemimpin harus berubah demi cita besar bangsa Indonesia. 

Perubahan karakter moral itu butuh laku kesungguhan, bukan sekadar retorika. Laku kesungguhan merupakan perwujudan dari nilai luhur bangsa dan menjadi watak kesejatian seorang pemimpin. 

Pada akhirnya, mari mengakhiri dongeng kesejahteraan dengan melihat senyum merekah dari anak bangsa. Bangsa ini berharap kepada pemimpin yang mampu menampilkan watak kesungguhan dan keberanian untuk mewujudkan nilai dasar kemanusiaan, yaitu kesejahteraan. (*)


*) Benni Setiawan adalah dosen Universitas Negeri Yogyakarta dan peneliti Maarif Institute.--

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: