Donald Trump Ancam Serang Nigeria Jika Pembunuhan Umat Kristen Terus Berlanjut
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara selama KTT CEO Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Pusat Seni Gyeongju di Gyeongju pada 29 Oktober 2025.-Anthony Wallace-via AFP
HARIAN DISWAY - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan melakukan aksi militer dan menghentikan bantuan terhadap Nigeria pada hari Sabtu, 1 November 2025.
“Jika pemerintah Nigeria terus membiarkan pembunuhan umat Kristiani, Amerika Serikat akan segera menghentikan seluruh bantuan dan asistensi ke Nigeria, dan mungkin menyerang negara yang ternoda itu dengan ‘senjata api’,” tulis Trump di platform media sosialnya, Truth Social.
Ancaman tersebut muncul sehari setelah ia mengklaim bahwa umat Kristen menghadapi ancaman eksistensial di Nigeria dan menuduh kelompok radikal bertanggung jawab atas “Pembantaian massal”.
Ia juga mengancam akan melakukan aksi jika pemerintahan Nigeria tidak bertindak dengan cepat.
"Ribuan umat Kristen sedang dibunuh kaum dan Islamis Radikal bertanggung jawab atas pembantaian massal ini.," tulis Trump pada hari Jumat, 31 Oktober 2025. "LEBIH BAIK BERGERAK CEPAT!" tambahnya.
BACA JUGA:Amerika Serikat Tingkatkan Armada Perang di Karibia, Venezuela Siaga Penuh
Ia menyatakan bahwa AS telah mempersiapkan jika terjadi aksi kepada Departemen Perang Pete Hegseth.
“Saya telah memerintahkan Departemen Perang untuk bersiap menghadapi kemungkinan aksi. Jika kami menyerang, serangan itu akan cepat, ganas, dan manis, seperti para teroris menyerang umat Kristen yang kita sayangi,” tambah Trump.

Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menghadiri acara Hi-Tea Menteri Pertahanan ASEAN-AS pada Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN di Kuala Lumpur pada 1 November 2025.-Hasnoor Hussain-via AFP
Kepala Pentagon Pete Hegseth, membagikan ulang postingan Trump tersebut dengan kutipan singkat di media sosial: "Ya, Pak. "
"Departemen Perang sedang bersiap untuk bertindak. Pemerintah Nigeria harus melindungi umat Kristen, atau kami akan membunuh Teroris Islam yang melakukan kekejaman mengerikan ini," kata Hegseth.
BACA JUGA:Setelah 33 Tahun, Trump Perintahkan Militer AS Gelar Uji Coba Bom Nuklir Lagi
Nigeria hampir terbagi rata antara wilayah utara yang mayoritas penduduknya Muslim dan wilayah selatan yang sebagian besar penduduknya Kristen.
Di Nigeria bagian tengah, para penggembala yang mayoritas Muslim telah berulang kali bentrok dengan para petani yang mayoritas Kristen. Konflik ini sering digambarkan sebagai konflik antar-agama, tetapi umumnya bermula dari persaingan atas akses lahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber