Sinopsis Film Pangku, Kisah Perempuan di Tengah Kerasnya Jalur Pantura
Sinopsis Film Pangku: Kisah Perempuan yang Berjuang -Instagram official @filmpangku-
Hingga suatu hari, Sartika singgah di sebuah warung kopi di pinggir jalan. Sang pemilik warung, Maya (Christine Hakim) berbaik hati menawarkan tempat tinggal sementara bagi Sartika yang kelelahan dan tanpa tujuan.
Kebaikan Maya membuat Sartika merasa aman untuk pertama kalinya setelah sekian lama. Dia dirawat hingga tiba waktu persalinannya.

Sinopsis Film Pangku: Kisah Perempuan yang Berjuang di Tengah Kerasnya Jalur Pantura-Youtube Cinema 21-
Di rumah sederhana itulah Sartika melahirkan seorang bayi laki-laki yang diberi nama Bayu (Shakeel Fauzi). Meski Bayu bukan cucu kandungnya, Maya dan suaminya memperlakukan bayi itu dengan penuh kasih.
BACA JUGA:Sinopsis Badik, Aksi Pemuda Bugis Mengungkap Misteri Kematian Korban Ospek
BACA JUGA:5 Pemeran Utama Film Badik, Wahyudi Beksi Beraksi Bareng Prisia Nasution dan Donny Alamsyah
Namun setelah Sartika melahirkan, kehidupannya mulai berubah. Maya yang semula tampak sebagai penolong mulai menekan Sartika untuk membalas budi. Dia diminta bekerja di warungnya.
Masalahnya, warung Maya bukan warung kopi biasa. Istilahnya kopi pangku, yang memang sangat umum di kawasan pesisir. Pemilik warung menyediakan layanan yang lebih intim dengan menyajikan kopi seraya duduk di pangkuan pelanggan.
"Kalau kerja di warung, mesti nggelendot sambil dipangku-pangku gitu, Bu?," Sartika bertanya, setengah memprotes.
"Emang kalau nggak di sini, kamu tahu mau ke mana?" Maya membalas.
Sartika merasa pekerjaan itu melanggar harga dirinya. Namun karena tekanan ekonomi, tanggung jawab terhadap anaknya, dan tidak adanya tempat lain untuk dituju, dia tak punya pilihan.
BACA JUGA:Sinopsis Air Mata di Ujung Sajadah 2, Titi Kamal dan Citra Kirana Berebut Hak Asuh Anak
BACA JUGA:6 Pemeran Air Mata di Ujung Sajadah 2, Titi Kamal dan Citra Kirana Jadi Sorotan!
Dia akhirnya bertahan dengan rasa malu, sedih, dan bersalah yang menumpuk setiap hari. Dalam setiap malam panjang di warung kopi, Sartika menahan air mata sambil menatap anak kecilnya yang tidur. Satu-satunya alasan untuk tetap kuat.
Hari-harinya diisi dengan melayani pelanggan yang datang silih berganti. Mengenakan atasan yang lebih mirip pakaian dalam, sembari menyembunyikan rasa malu di balik senyum yang dipaksakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber