Ekonom Petra Analisis Kebijakan Penghentian Impor Solar 2026: Hemat Devisa atau Risiko Fiskal?
Update Harga Solar Industri B40 dan MFO per 30 April 2025---Freepik
BACA JUGA:Harga BBM Pertamina Kamis 8 Mei 2025: Pertamax, Pertalite, hingga Solar di Seluruh Indonesia
"Kebijakan ini perlu disosialisasikan kepada pemerintah pusat-daerah, industri sawit, transportasi, logistik, hingga pengguna akhir. Tanpa koordinasi, dampak negatif jangka pendek tak terhindarkan," sambungnya.
Jika berhasil, pengurangan impor solar bisa menyelamatkan miliaran dolar devisa, memperkuat neraca perdagangan. Namun, manfaat itu hanya optimal jika tidak terjadi impor darurat atau kenaikan biaya produksi.
Di sisi inflasi, risiko nyata mengintai. Yakni jika pasokan solar domestik tidak stabil, atau harga biodiesel lebih tinggi dari solar impor.
"Inflasi sektor transportasi dan logistik bisa melonjak, menekan daya beli dan mengganggu rantai pasok," jelas Elisa.
Namun, ia yakin dampak itu bisa ditekan jika pemerintah mengendalikan harga dan memastikan distribusi lancar. Dalam jangka pendek, sektor industri dan transportasi akan mengalami penyesuaian biaya dan risiko gangguan pasokan.
BACA JUGA:Surabaya Akhirnya Punya SPBUN, Layani Solar Khusus untuk Nelayan
BACA JUGA:Cara Pendaftaran QR Code MyPertamina untuk Beli Pertalite dan Solar Subsidi

Ekonom PCU, Elisa Tjondro mengungkapkan pendapatnya tentang kebijakan penghentian impor solar 2026-Humas PCU-
Itu berpotensi menekan pertumbuhan. Tapi, menurut Elisa kontraksi tersebut bersifat sementara. "Jika transisi dilakukan bertahap dan B50 disosialisasikan masif, perekonomian tetap bisa tumbuh positif," ujarnya optimistis.
Kebijakan itu juga bisa menjadi magnet investasi di sektor energi terbarukan dan kilang domestik. Asal pemerintah menciptakan iklim regulasi yang stabil dan koordinasi solid dari pusat hingga daerah.
Namun, ketidakpastian tetap ada, seperti fluktuasi harga CPO, kualitas biodiesel, dan adaptasi teknologi, yang bisa membuat investor enggan yang menghindari risiko tinggi.
Hal itu salah satu keuntungan terbesar, beban subsidi solar di APBN bisa ditekan. Dengan produksi domestik yang stabil, pemerintah tak lagi tergantung pada harga minyak global yang tak menentu.
BACA JUGA:Stok BBM BP-AKR Sudah Pulih, Tapi Shell Masih Belum Lanjut Jualan karena Ini!
BACA JUGA:Dosen ITS Paparkan Penyebab Motor Brebet Usai Isi Pertalite, Tak Sekadar Salah BBM
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: