Cegah Banjir! DSDABM Surabaya Siagakan Petugas 24 Jam Bersihkan Sampah di Rumah Pompa
Screen di pintu air di Surabaya sering dipenuhi sampah sehingga menyebabkan banjir -Pemkot Surabaya-
BACA JUGA:2,9 Juta Ton Sampah Per Tahun di Jawa Timur Belum Terkelola
Bukan hanya fisik, tapi juga mental. Sampah yang bercampur lumpur dan air membuat tangan cepat kemeng (pegal). "Saya pernah mencoba. Sebentar saja sudah kemeng tangan saya. Jadi pekerjaan itu berat karena sampahnya sudah bercampur dengan air," kisah Syamsul.
Karena itu, sistem tiga shift 24 jam diterapkan. Setiap shift bekerja delapan jam, untuk memastikan rotasi petugas yang sehat dan kinerjany maksimal.
Jika curah hujan sangat tinggi dan sampah menumpuk, mereka segera meminta bantuan dari posko terdekat. Komitmen Surabaya dalam penanganan banjir tidak hanya pada SDM, tapi juga infrastruktur.
Saat ini, Surabaya memiliki 76 rumah pompa, dan akan ditambah lima unit lagi pada 2025. Sehingga total menjadi 81 rumah pompa.
Jumlah petugas di tiap rumah pompa bervariasi antara empat hingga delapan orang, tergantung ukuran dan kapasitas pompa. Di lokasi kritis seperti Greges dan Kalisari, terdapat hingga delapan petugas penyaring sampah.
Karena pompanya mencapai tujuh unit, masing-masing dengan kapasitas tiga meter kubik per detik. "Artinya, satu lokasi bisa menyedot 21 meter kubik air per detik. Tapi semua sia-sia jika sampah terus menyumbat," jelas Syamsul.
BACA JUGA:Kelola Lingkungan, Mekabox Internasional Resmikan Program Bank Sampah

Petugas DSDABM Surabaya bekerja membersihkan selokan untuk mencegah banjir-Pemkot Surabaya-
Meski infrastruktur dan SDM terus ditingkatkan, akar masalah tetap ada di masyarakat. Syamsul menegaskan bahwa kesadaran warga adalah kunci utamanya. "Kami juga meminta kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan ke saluran air," tukasnya.
Pemkot Surabaya menyediakan 191 TPS dan TPS 3R yang tersebar di seluruh kecamatan, termasuk area khusus untuk sampah besar (bulky waste) seperti kasur dan sofa.
Tarifnya terjangkau. Mulai dari Rp3.000 untuk motor, Rp10.000 untuk mobil. Namun, tanpa partisipasi warga, 76 rumah pompa dan 24 jam kerja petugas bisa jadi sia-sia.
Achmad Nurdjayanto, anggota Komisi C DPRD Surabaya juga memberikan pendapat soal penanganan banjir di Surabaya. "Sebenarnya Pemkot sudah on the track dengan membangun gorong-gorong yang terintegrasi. Tapi, perawatan dan pemeliharaan jauh lebih penting," katanya.
BACA JUGA:Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Benowo Jadi Percontohan Nasional
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: