71 Tahun Universitas Airlangga: Transformasi Menuju Interpreneurial University
ILUSTRASI 71 Tahun Universitas Airlangga: Transformasi Menuju Interpreneurial University.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Tindakan David Starr beberapa puluh tahun kemudian disusul Dekan Fakultas Teknik Frederick Terman yang mendorong para alumnus yang menguasai teknologi komputer agar menjadi wirausahawan berbasis pengetahuan yang diperoleh di perguruan tinggi tersebut.
Jika hari ini kita menggunakan komputer merek Hewlett Packard (HP), itu adalah produk yang berasal dari gagasan dua alumnus Stanford University hasil gemblengan Frederick Terman.
Mereka adalah William Hewlett dan David Packard, yang mengembangkan produksinya di kawasan Silicon Valey.
Transformasi Universitas Airlangga menjadi interpreneurial university tentu saja harus dikawal dengan baik. Apalagi, hal itu menjadi tema utama untuk kepemimpinan rektor saat ini.
Ada beberapa hal yang mesti dilakukan Universitas Airlangga agar hal tersebut bisa tercapai.
Pertama, seluruh sivitas akademika harus memahami apa yang dimaksud dengan interpreneurial university.
Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, interpreneurial university tidak sekedar mendorong alumninya agar menjadi wirausahawan. Lebih dari itu, kunci utamanya adalah inovasi dan penciptaan usaha baru.
Oleh karena itu, berbagai usulan penelitian yang dilakukan dosen dan mahasiswa harus benar-benar bisa memperlihatkan kebaruan (novelties) dan inovasi, yang bisa diterima pasar dalam bentuk produk.
Kedua, mendesain ulang hubungan dengan dunia industri. Selama ini hubungan perguruan tinggi dengan industri masih pada taraf yang ringan-ringan saja, belum sampai pada taraf yang sangat serius dalam rangka mewujudkan inovasi yang dihasilkan perguruan tinggi menjadi produk massal yang siap pakai.
Belajar kepada Silicon Valey, di mana berdirinya kawasan industri tersebut hasil dari inisiasi perguruan tinggi, semestinya Universitas Airlangga juga bisa menjadi penggerak untuk hal yang sama.
Kuncinya adalah mau bermitra dengan pihak eksternal secara serius untuk mewujudkan hasil inovasi menjadi produk yang siap dilempar ke pasar.
Ketiga, berani menanam modal dalam jumlah besar untuk diikutsertakan membangun industri berbasis hasil penelitian sivitas akademika.
Selama ini upaya membangun mitra dengan industri kurang disambut antusias karena perguruan tinggi hanya dianggap menyetor gagasan tanpa mau menyetor modal.
Stanford University berhasil menginisiasi berdirinya kawasan industri Silicon Valey karena keberaniannya mengeluarkan modal dalam jumlah yang sangat besar. Salah satunya dalam bentuk tanah seluas 300 hektare.
Jika tiga hal tersebut bisa dilakukan Universitas Airlangga, bukan tidak mungkin dalam waktu yang tidak lama perguruan tinggi terkemuka itu akan menjadi penggerak industri kreatif berbasis penelitian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: