Tewasnya Pelajar SMPN 19 Tangsel karena Bullying: Bergurau sampai Mati

Tewasnya Pelajar SMPN 19 Tangsel karena Bullying: Bergurau sampai Mati

ILUSTRASI Tewasnya Pelajar SMPN 19 Tangsel karena Bullying: Bergurau sampai Mati.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Ibunda Hisyam, Noviyanti, 38, kepada wartawan, menceritakan bahwa Hisyam mengalami bullying sejak masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) pada Juni 2025. Ia ditampar tiga kali, juga mengalami beragam kekerasan lain seperti tangan ditusuk, lengan ditendang, serta punggung dipukul.

Puncaknya pada 20 Oktober 2025, ketika Hisyam mengaku dipukul dengan kursi besi hingga mengalami benjol di kepala. Ia tidak langsung mengadu karena takut membebani ibunya yang baru pulih dari perawatan ICU.

Akhirnya Hisyam cerita ke ibunya soal bullying itu. Ibunya segera mendatangi sekolah, menanyakan ke guru. Kepala SMPN 19 Tangsel Frida Tesalonika saat itu menjelaskan bahwa insiden diduga terjadi saat jam istirahat. Bukan di jam pelajaran. 

Maksud kepala sekolah, mungkin, kalau itu terjadi pada jam istirahat, berarti guru tidak tahu-menahu. Padahal, perundungan itu terjadi di dalam gedung sekolah. Di dalam rentang waktu belajar-mengajar.

Proses mediasi keluarga dengan pihak SMPN 19 dilakukan. Beruntung, kondisi Hisyam membaik. Dengan begitu, pihak keluarga Hisyam tidak lapor polisi. Namun, beberapa hari kemudian kondisi Hisyam memburuk dan harus dirawat intensif hingga meninggal dunia.

Kasus itu heboh. Heboh di media massa, heboh di medsos. Para pihak terkait, KPAI, anggota DPR, pengamat pendidikan, semuanya bicara mengecam kejadian itu.

Presiden RI Prabowo Subianto pun menanggapi kasus tersebut. Prabowo ketika meluncurkan Program Digitalisasi Pembelajaran untuk Indonesia Cerdas di SMPN 4 Kota Bekasi, Senin, 17 November 2025, dimintai tanggapannya soal kasus itu oleh wartawan. 

Prabowo kepada wartawan: ”Kasus itu harus kita atasi, ya.” 

Dampak pernyataan Presiden Prabowo langsung positif. Cepat tanggap. Senin sore, 17 November 2025, polisi memeriksa Kepala SMPN 19 Tangsel Frida Tesalonika. Saat datang ke Polres Tangsel untuk diperiksa, dia mengajak serta beberapa guru SMPN 19. Hasil pemeriksaan belum diumumkan polisi.

Kasus bullying pelajar sangat banyak. Baik yang jadi korban tewas maupun korban hidup. Setiap terjadi korban tewas, selalu heboh dengan pernyataan-pernyataan pejabat publik. Tapi, ujung-ujungnya adem ayem lagi. 

Kendati, soal bullying sudah diatur dalam Peraturan Menteri (Permen) Pendidikan Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan. Sudah jelas aturan hukumnya. Namun, apalah artinya aturan tanpa pelaksanaan?

Buktinya, pihak keluarga Hisyam mendatangi SMPN 19, menanyakan soal bullying terhadap Hisyam, ditanggapi kepala SMPN 19 dengan jawaban, kejadiannya pada jam istirahat. Kan aneh.

Pakar psikologi anak Amerika Serikat (AS) sudah lama menyimpulkan, perundungan anak-anak terkait teori dominasi sosial (social dominance).

Teori itu dikutip dari American Academy of Pediatrics, 1 Maret 2015, berjudul Social Dominance in Childhood and Its Evolutionary Underpinnings: Why It Matters and What We Can Do.

Karya itu hasil riset empat ilmuwan: Jodi Halpern, Douglas Jutte, Jackie Colby, dan W. Thomas Boyce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: