Tewasnya Pelajar SMPN 19 Tangsel karena Bullying: Bergurau sampai Mati
ILUSTRASI Tewasnya Pelajar SMPN 19 Tangsel karena Bullying: Bergurau sampai Mati.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Diungkapkan, penelitian terbaru menunjukkan bahwa anak pada usia 5 tahun mulai membentuk hierarki sosial yang kaku. Dengan beberapa anak secara konsisten disubordinasi, kemudian diintimidasi.
Disubordinasi berarti penempatan posisi anak (korban) yang lebih rendah daripada anak lainnya (pelaku), seperti dalam hierarki.
Lebih lanjut, dampak negatif bullying berupa kekerasan mental dan fisik yang berkepanjangan akan terjadi.
Sudah saatnya untuk menganalisis beban kesehatan yang ditimbulkan oleh dominasi sosial di usia dini dan mempertimbangkan implikasi etis dari kekerasan sosial yang berkelanjutan.
Subordinasi dini diwujudkan secara biologis, yang meningkatkan masalah kesehatan fisik dan mental korban seumur hidup. Sifat bahaya yang meluas dan berkelanjutan itu mendorong para ahli berargumen bahwa anak-anak memiliki hak untuk dilindungi.
Lebih lanjut, masyarakat memiliki tanggung jawab peran untuk melindungi anak-anak karena masyarakat mewajibkan anak-anak untuk bersekolah.
Janji masyarakat kepada orang tua bahwa sekolah akan menjadi fidusia mensyaratkan kewajiban untuk melindungi hak setiap anak atas masa depan yang terbuka cerah.
Yang penting, tanggung jawab peran itu berlaku secara independen dari tanggung jawab kausal apa pun atas bahaya tersebut.
Lembaga sekolah bertanggung jawab melindungi anak-anak, bukan jadi penyebab terjadinya bahaya anak akibat bullying. Hak anak untuk mendapatkan perlindungan dari bahaya sosial sama kuat dengan hak mereka untuk mendapatkan perlindungan dari bahaya fisik langsung lainnya.
Dominasi sosial, kata pakar psikologi di AS. Namun, di Indonesia, bullying sering dipelesetkan para pendidik sebagai gurauan antaranak. Pendidik yang mengatakan begitu, umumnya, adalah guru yang sedang berkelit dari tanggung jawab setelah perundungan terjadi dan heboh di masyarakat.
Bisa jadi, guru yang mengatakan begitu tidak paham perbedaan antara bergurau dan perundungan. Jika itu yang terjadi, lebih parah lagi. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: