Microsoft Disorot Pemerintah California, Penggunaan AI dalam Call of Duty: Black Ops 7 Diduga untuk Memangkas Tenaga Manusia

Microsoft Disorot Pemerintah California, Penggunaan AI dalam Call of Duty: Black Ops 7 Diduga untuk Memangkas Tenaga Manusia

Call of Duty: Black Ops 7 kena sorot pemerintah Kalifornia karena penggunaan AI untuk aset di dalam gamenya. --xboxwire

Fenomena itu membuat banyak analis bertanya-tanya. Apakah isu etik penggunaan AI benar-benar memengaruhi perilaku pemain? Atau hanya menjadi arus debat di permukaan saja?

Untuk Call of Duty Black Ops 7, jawabannya masih samar. Penggunaan AI memang bukan satu-satunya sorotan.

Pemain juga mengeluhkan masalah gameplay yang lain. Terutama pada misi kampanye yang wajib online. Sehingga jika jumlah pemain turun, belum tentu AI yang disalahkan.

BACA JUGA:Microsoft Berkomitmen Call of Duty Tetap akan Rilis di Playstation dan Xbox

BACA JUGA:Steam Machine Bakal Picu Perang Konsol-PC Hybrid di Dunia Game, Microsoft Sebut Xbox Berikutnya Akan Berbentuk PC

Di luar kontroversi tersebut, saham Microsoft justru stabil dan tangguh. Pada 17 November 2025, harga sahamnya terkoreksi ringan 0,31 persen. Namun secara keseluruhan, MSFT masih tumbuh 21,33 persen dalam beberapa tahun terakhir.

Bahkan berhasil naik sebanyak 22,71 persen di kurun waktu 12 bulan terakhir. Menariknya, sebagian besar kenaikan itu ditopang oleh investasi mereka dalam AI. Ironis. Mengingat AI juga yang kini menjadi sumber kritik.

Wall Street tetap optimistis. Konsensus terbaru menunjukkan rekomendasi Strong Buy, didukung 35 analis dalam tiga bulan terakhir. Target harga rata-rata pun dipatok di angka USD632,07 atau sekitar Rp11 jutaan.


Meski dihembus kontroversi lewat game Call of Duty Black Ops 7, saham Microsoft tetap menguat. --COD

Artinya, peluang naik sekitar 24,25 persen di beberapa bulan ke depan. Sebuah gambaran bahwa para investor masih percaya Microsoft sedang berada di koridor tepat.

BACA JUGA:Microsoft Luncurkan MAI-Image-1, Model AI Buatan Sendiri untuk Gambar Fotorealistik

BACA JUGA:Microsoft Perkenalkan Aplikasi Pendamping untuk Microsoft 365 di Windows 11

Namun, seperti halnya kabar baik yang dibumbui sedikit kontroversi, Microsoft tetap harus berhadapan dengan pertanyaan yang tak mudah dijawab. Seberapa jauh perusahaan teknologi boleh melibatkan AI sebelum dianggap menggeser manusia?

Khanna sudah memberi sinyal tegas bahwa pemerintah perlu ikut campur. Yakni untuk memastikan tak ada profesi yang tersingkir tanpa perlindungan.

Bagi dunia game, pertarungan itu mungkin baru dimulai. Ketika industri semakin mengandalkan AI untuk membuat tekstur, suara, hingga animasi, maka publik akan semakin sering menemukan aset-aset buatan AI dalam game. Lalu, dunia pun harus kembali bertanya, apakah kreativitas masih sepenuhnya milik manusia? (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: