Ubisoft Tunda Laporan Fiskal, Pertanda Kondisi Keuangan di Ujung Tanduk?
Laporan keuangan paruh pertama tahun fiskal ditunda, apakah pertanda buruk bagi Ubisoft?--Ubisoft
HARIAN DISWAY — Raksasa game Eropa, Ubisoft memohon penundaan laporan fiskal untuk H1 2025-2026 sebelum hari pasaran pada Jumat, 21 November 2025.
Permohonan untuk menunda rilis laporan keuangan bukan hal baru dan sering dilakukan oleh perusahaan. Namun bagi perusahaan sebesar Ubisoft, penundaan bukanlah hal sepele. Apalagi dilakukan tepat pada hari pasaran tanpa penjelasan apa pun.
Minggu lalu, jagat industri gim dan pasar saham Eropa sempat dibuat menahan napas. Saham Ubisoft langsung disuspensi dari perdagangan. Obligasi ikut berhenti. Rumor pun mulai bermunculan.
Ada yang menduga soal salah hitung. Ada yang mengira soal negosiasi akuisisi. Ada juga yang menyebut ini tanda badai finansial yang lebih besar. Bahkan terhitung pada hari ini, saham Ubisoft masih turun 0,94 persen dan belum dibuka lagi.
Lewat pernyataan resmi, mereka memastikan laporan keuangan paruh pertama tahun fiskal akan dirilis pada Jumat pagi waktu Paris. Bersamaan dengan itu, perdagangan saham serta obligasi kembali dibuka.
BACA JUGA:Ubisoft di Ambang Kehancuran, Tahun 2025 Jadi Penentuan
BACA JUGA:Assassin's Creed Shadows, Antara Kontroversi dan Masa Depan Ubisoft
Meski jadwal baru sudah ditetapkan, satu hal tetap menggantung: apa sebenarnya yang terjadi di balik layar Ubisoft?
Spekulasi, Pasar, dan Performa yang Tak Seindah Masa Lalu
Saham Ubisoft yang masih belum dibuka akibat anjloknya harga saham mereka. --Copilot
Dunia bisnis memang cepat berubah, tetapi perubahan yang dialami Ubisoft beberapa tahun terakhir terasa seperti roda yang berputar ke arah yang lebih berat. Sang raksasa asal Prancis ini tidak lagi menjadi nama yang membangun tren dunia game. Justru sering kedodoran mengejar tren.
Beberapa game yang mereka rilis tak berperforma bagus di pasaran. Padahal biaya produksinya gila-gilaan.
Dua gim andalan mahal mereka seperti Avatar: Frontiers of Pandora dan Star Wars Outlaws gagal melejitkan angka penjualan. Produk-produk eksperimental lain seperti proyek NFT juga terlihat seperti salah langkah.
Bahkan xDefiant, gim penantang Call of Duty, hanya mampu bertahan setahun setelah rilis 2024 sebelum akhirnya dimatikan. Tidak heran bila jeda publikasi laporan keuangan membuat pasar membayangkan skenario terburuk.
Selain performa game, Ubisoft sudah lama menjadi sasaran kritikan para gamers. Mulai dari janji palsu (kualitas game tidak sesuai trailer), tuduhan mikrotransaksi yang berlebihan, hingga isu soal kepemilikan game yang sudah dibeli oleh player.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: