Festival Hanyi di Tiongkok, Tradisi Hangat untuk Mengenang Leluhur
Tradisi mengunjungi makam leluhur dalam Festival Hanyi.-AI-chinadaily.com.cn
Makna emosional Hanyi Festival semakin kuat berkat legenda Lady Meng Jiang, sosok perempuan yang menempuh perjalanan ribuan kilometer.
Dia berjalan sembari membawa pakaian hangat bagi suaminya yang bekerja membangun Tembok Besar. Ketika mengetahui suaminya telah wafat, ia membakar pakaian yang dibuatnya dengan penuh duka. Berharap kehangatan itu sampai ke alam baka.
BACA JUGA:Sentuhan Restorasi di Situs Sangxidui, Tiongkok, Bangkitkan Kejayaan Masa Lalu Sichuan
Kisah mengharukan itu menginspirasi masyarakat untuk melakukan ritual serupa bagi leluhur mereka.

Ritual utama membakar pakaian musim dingin dari kertas dalam Hanyi Festival.-AI-chinadaily.com.cn
Dari legenda itulah tradisi “membakar pakaian musim dingin pada hari pertama bulan kesepuluh” berakar dan tetap hidup hingga kini.
Ragam Ritual: Dari Membakar Pakaian Kertas hingga Tradisi Ramah Lingkungan
Ritual utama dalam Hanyi Festival adalah membakar pakaian musim dingin dari kertas. Pada masa lalu, keluarga menyiapkan lembaran kertas berwarna cerah: merah, biru, atau kuning.
Kertas tersebut kemudian dipotong menyerupai jaket atau celana berlapis kapas. Kertas kemudian disulam, dihias motif sederhana, bahkan dituliskan nama leluhur. Beberapa di antaranya diisi kapas agar lebih menyerupai pakaian hangat.
BACA JUGA:Emas, Perunggu, dan Misteri Kuno Sanxingdui, Jejak Peradaban Besar dari Tanah Shu
BACA JUGA:Yimakan, Seni Lisan Bangkit Kembali dari Timur Laut Tiongkok
Pada hari festival, masyarakat membawa pakaian kertas itu ke makam keluarga, bersama dupa dan persembahan. Melalui kobaran api, mereka “mengirim” kehangatan kepada para leluhur.
Di era modern, banyak komunitas mulai mempromosikan alternatif ramah lingkungan, seperti memorial virtual, penghormatan dengan bunga, atau menggunakan bahan-bahan alami yang mudah terurai.
Selain ritual, tradisi kuliner juga turut mewarnai perayaan itu. Beberapa daerah menyajikan nasi kacang merah, makanan yang diyakini membawa keberuntungan dan mengusir hal buruk.
Hidangan lain seperti kue beras ketan, aneka makanan goreng, atau pangsit juga dihidangkan sebagai simbol kemakmuran dan kebersamaan keluarga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: china daily