Pemkot Surabaya Butuh Investasi Rp11 Triliun untuk Penuhi Target

Pemkot Surabaya Butuh Investasi Rp11 Triliun untuk Penuhi Target

Klinik Investasi Milik Pemkot Surabaya di Gedung Siola-Pemkot Surabaya-

SURABAYA, HARIAN DISWAY- Realisasi investasi di Surabaya hingga triwulan III tembus hingga Rp31,3 triliun.

Kini pemkot tinggal mengejar target investasi yang dipatok mencapai Rp42,69 triliun. ”Tinggal Rp11 triliun lagi, insyaallah bisa menutup untuk target investasi di Kota Surabaya,” terang Plt Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Kota Surabaya, Lasidi, Rabu, 26 November 2025. 

Lasidi memaparkan, khusus realisasi pada triwulan III atau periode Juli-September 2025, investasi yang masuk di Surabaya mencapai Rp9,185 triliun. Nilai tersebut terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp8,4 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp784 miliar.

Sementara jika diukur dari sektor usaha, ada tiga bidang tercatat menjadi penyumbang terbesar investasi pada triwulan III. Sektor industri pengolahan menempati posisi tertinggi dengan nilai Rp1,904 triliun. Kemudian diikuti sektor perdagangan besar dan eceran (reparasi mobil dan sepeda motor) dengan investasi Rp961 miliar, dan sektor real estate Rp826 miliar.

BACA JUGA:Investasi Surabaya Masih Terjaga, Tahun Ini Proses Perizinan Dipercepat

BACA JUGA:Mengapa Capaian Investasi Surabaya 2022 Baru 52,9 Persen? Pengusaha yang Tak Melapor Bisa Kena Sanksi

Lasidi juga mengungkapkan capaian investasi Surabaya selama lima tahun terakhir selalu memenuhi target. Pada 2024, realisasi investasi tercatat mencapai Rp40,47 triliun atau sekitar 101,35 persen dari target Rp39,94 triliun.

"Alhamdulillah mulai tahun 2020 sampai 2024, realisasi investasi kita tercapai. Tahun 2024 kita ditargetkan Rp39,94 triliun, alhamdulilah tembus ke Rp40,47 triliun," ungkap Lasidi.

Berdasarkan data DPM-PTSP Kota Surabaya, realisasi investasi 2024 tersebut berasal dari PMDN Usaha Mikro Kecil (UMK) sebesar Rp9,1 triliun, PMDN Non-UMK Rp27,6 triliun, serta PMA Rp3,6 triliun.

Lasidi menjelaskan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan dan stakeholder menjadi faktor penting dalam menjaga iklim investasi di Surabaya. Ia juga menegaskan bahwa Pemkot Surabaya terus membuka ruang bagi investor, dengan tetap memastikan manfaatnya kembali kepada masyarakat.

"Investasi di Surabaya juga harus berdampak positif. Pak Wali menginstruksikan agar kalau ada investasi masuk, harus dibantu,” terangnya. Tentu dengan catatan, harus mensejahterakan warga. 

Lasidi mencontohkan seperti investasi di sektor perhotelan harus melibatkan tenaga kerja lokal. Artinya, pengusaha atau pemilik hotel wajib menggaet pekerja dari warga sekitar.

Tak hanya itu, Lasidi menyebut, kebutuhan pasokan seperti slipper atau sandal hotel hingga sayur-mayur juga diarahkan untuk mengambil dari pelaku usaha lokal. "Seperti sayur-mayur itu juga ambil dari Kota Surabaya sendiri. Bahkan sekarang sudah ada Koperasi Merah Putih. Jadi kita nyambung,” jelasnya.

Untuk mendukung kemudahan bagi calon pengusaha maupun investor, Pemkot Surabaya juga menyediakan Klinik Investasi sebagai pusat pendampingan bagi pelaku usaha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: