Ponpes di Sumatra Porak-poranda Akibat Banjir dan Longsor, Kemenag: Satu Hilang, Pemulihan Segera Dimulai

Ponpes di Sumatra Porak-poranda Akibat Banjir dan Longsor, Kemenag: Satu Hilang, Pemulihan Segera Dimulai

Menteri Agama Nasaruddin Umar.-dok disway-

JAKARTA, HARIAN DISWAY — Bencana banjir dan longsor di Pulau Sumatra tidak hanya merusak permukiman warga dan infrastruktur publik, tetapi juga memukul lembaga pendidikan keagamaan. 

Pondok pesantren (ponpes) yang selama ini menjadi penyangga pendidikan Islam di daerah terdampak ikut terdorong ke situasi darurat, bahkan sebagian dilaporkan rusak berat hingga hilang. Pemerintah pun bergerak melakukan pendataan menyeluruh sebagai dasar pemulihan.

Kementerian Agama (Kemenag) hingga kini masih terus mendata jumlah ponpes yang terdampak bencana di Sumatra. 

BACA JUGA:Internet Lumpuh Pascabanjir Aceh, Minim Cadangan Energi Telekomunikasi

BACA JUGA:Banjir Bandang Sumatera, Alarm yang Terus Diabaikan

Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebut kondisi sebagian besar pesantren berada dalam situasi yang sangat memprihatinkan, meski tidak semuanya mengalami kerusakan total.

"Kami sudah punya datanya di publikasi kami kemarin ada berapa jumlahnya saya tidak hafal sekarang. Kondisinya itu sangat memprihatinkan tetapi kita sudah mendata," ujarnya kepada wartawan, Senin, 22 Desember 2025.

Nasaruddin menjelaskan, dibandingkan lembaga pendidikan lain, sejumlah pondok pesantren masih memiliki peluang untuk dipulihkan dalam waktu relatif cepat, terutama yang terdampak lumpur banjir.

"Alhamdulillah pondok pesantren itu juga dibandingkan dengan pendidikan yang lain, kita masih relatif ada yang terdampak lumpurnya sudah bisa dibersihkan," tegasnya.

BACA JUGA:KLH Segel 5 Perusahaan Tambang Diduga Perparah Banjir dan Longsor di Sumbar

BACA JUGA:Status Banjir Sumatra Belum Ditetapkan sebagai Bencana Nasional, Begini Kata Seskab Teddy

Namun demikian, ia mengungkapkan adanya laporan satu pondok pesantren yang dinyatakan hilang akibat bencana. Lokasi tersebut masih dalam proses verifikasi lanjutan, terutama di wilayah Aceh Tamiang.

"Yang hancur itu, yang hilang itu ada satu yang bisa kita deteksi tapi yang Tamiang itu masih ada Aceh Tamiang itu masih perlu mendata ulang, karena saya belum sempat kemarin karena jembatannya baru mau disambung," jelasnya.

Menag menegaskan bahwa pemerintah tidak akan membiarkan lembaga pendidikan Islam yang terdampak bencana menghadapi situasi ini sendirian. Kemenag berkomitmen mendukung penuh perbaikan fasilitas pendidikan agama yang rusak maupun hilang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: