Alibi Palsu Tersangka Pembunuhan Mahasiswi ULM: Video Call dan Medsos
ilustrasi pembunuhan--
Yakni, kakak Seili yang pada Selasa dini hari, 23 Desember 2025, rumahnya disinggahi Seili dengan Zahra, bersaksi ke polisi. Segera polisi melakukan uji silang memintai keterangan DYS, calon istri Seili yang malam itu video call saat Seili berada di rumah kakaknya.
Kesaksian kakak Seili dan DYS membuat polisi fokus menyelidiki Seili. Mobil Toyota Rush milik Seili diperiksa. Ternyata di dalam mobil masih ada barang-barang milik korban. Yakni, perhiasan, helm, sepatu, celana dalam, dan pakaian korban. Polisi menangkap Seili sebagai tersangka pembunuh Zahra.
Seili dijerat pasal berlapis: Pasal 338 KUHP, pembunuhan, dan Pasal 365 KUHP, pencurian. Sangkaan utama pembunuhan dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara. Dipastikan, Seili dipecat dari polisi.
Adam: ”Pak Kapolda (Kapolda Kalsel) berjanji menindak tegas tersangka ini, baik pidana umum dan kode etiknya. Polda Kalsel mengucapkan turut berdukacita dan permohonan maaf sebesarnya atas peristiwa ini.”
Pernikahan Seili-DYS yang dijadwalkan digelar Senin, 26 Januari 2026, dipastikan batal. Dua alibi palsu Seili dipatahkan polisi.
Alibi palsu sering muncul dalam kasus pembunuhan di Indonesia belakangan ini. Para penjahat belajar tentang kejahatan. Alibi palsu bisa mengecoh polisi.
Tiga peneliti psikologi hukum, S.A. Cardenas, W.E. Crozier, dan D. Strange dalam karya mereka bertajuk The Efect of Erroneous Alibis (2022) mengulas tentang alibi, termasuk alibi palsu. Karya itu dipublikasi di APA PsycNet.
Para peneliti berpendapat bahwa mendefinisikan alibi palsu tidak gampang. Pada pandangan pertama penyelidik kriminal, alibi palsu bisa mengecoh jalannya penyelidikan. Namun, semua penyelidik kriminal waspada terhadap hal itu.
Disebutkan, alibi palsu mencakup pernyataan alibi yang salah secara sengaja maupun tidak sengaja. Pada karya itu merangkum penelitian yang menunjukkan bahwa evaluator relatif kritis terhadap setiap perubahan dalam pernyataan alibi dan menarik perbedaan penting antara akurasi dan kredibilitas dalam diskusi tentang alibi.
Suatu alibi bakal segera ketahuan kepalsuannya jika tidak ada konsistensi logika dalam perjalanan waktu terkait kejadian kejahatan yang sedang diselidiki.
Konsistensi logika dalam rentang waktu di sekitar waktu kejadian menjadi perhatian serius penyelidik kriminal.
Sebaliknya, penjahat pembikin alibi palsu tetap akan diwawancarai penyelidiki. Alibi penjahat diuji dengan wawancara. Dari situ penjahat bisa kepeleset. Sebab, daya ingat manusia terbatas jika dikaitkan dengan detail alibi. Dari situlah terungkapnya alibi palsu.
Selain itu, faktor sosial (seperti taktik interogasi dan keyakinan bahwa ketidakbersalahan seseorang pada akhirnya akan terbukti) dapat menyebabkan tersangka kurang memperhatikan kebenaran pernyataan alibi mereka yang diperlukan untuk melindungi diri mereka dari membuat pernyataan yang salah di awal penyelidikan.
Suatu alibi akan diuji di tingkat penyelidikan awal. Jika lolos, akan diuji lagi di persidangan. Alibi palsu umumnya terpatahkan.
Di kasus pembunuhan Zahra, alibi pertama bikinan tersangka di rumah kakaknya langsung patah oleh kesaksian sang kakak. Kepalsuan alibi pertama itu didapat polisi setelah kroscek ke DYS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: