Bocoran Map Pokemon Gen 10 Viral, Netizen Soroti Representasi Pulau Sumatra yang Gersang
Bocoran map game Pokemon Gen 10 ramai diperbincanngkan, alasannya karena salah satu pulau representasi sumatra setengahnya gersang. --IG memecomic.id
HARIAN DISWAY - Bocoran peta lokasi Pokemon generasi ke-10 (Gen 10) menjadi viral di kalangan netizen Indonesia dalam beberapa hari terakhir.
Peta yang diduga merupakan desain dunia permainan Pokemon terbaru itu pertama kali muncul dan menyebar di media sosial. Memicu diskusi hangat di platform seperti Instagram dan Twitter.
Menurut pengamatan komunitas online, bocoran map Pokemon Gen 10 mulai beredar pada pertengahan Desember 2025.
Awalnya, desain peta itu dibagikan tanpa konfirmasi resmi dari The Pokémon Company ataupun developer Game Freak.
BACA JUGA:Bocoran DLC Pokemon Legends: Mega Evolution dan 138 Pokemon Lama Comeback!
Meski demikian, kombinasi fitur geografis yang unik serta kemiripan dengan bentuk pulau-pulau di dunia nyata membuat warganet Indonesia langsung mengaitkannya dengan wilayah Nusantara.

Salah satu prediksi fans soal evolusi Pokemon di Gen 10. --ig Gilang_azzx
Sepekan kemudian, salah satu elemen peta yang dianggap menyerupai Pulau Sumatra menjadi sorotan utama.
Bagian barat laut peta tersebut tampak luasnya didominasi oleh wilayah berwarna oranye terang yang diasosiasikan sebagai padang gersang atau area minim vegetasi.
Netizen Indonesia pun ramai-ramai membandingkan fitur itu dengan kondisi alam Sumatera, yang dalam kenyataannya tengah menghadapi persoalan penghancuran hutan dan alih fungsi lahan yang masif.
BACA JUGA:Bocoran Terungkap, Pokemon Legends Awalnya Direncanakan Berlatar di Johto sebelum Berubah ke Kalos
BACA JUGA:Pokemon Gen 10 Dikabarkan Berlatar Asia Tenggara dan Indonesia, Berjudul Pokemon Winds and Waves
Sorotan terhadap peta bocoran itu memuncak setelah akun Instagram memecomic.id mengunggah ulang ilustrasi map Gen 10. Lengkap dengan caption satir seperti “Kok gitu map-nya?.”
Postingan ini mendapatkan 30,9 ribu likes dan lebih dari 550 komentar dari pengguna yang sebagian besar ikut berkomentar tajam terhadap representasi peta tersebut.
Unggahan tersebut juga melakukan humor kreatif dengan memprediksi evolusi Pokémon yang “ditumbuhi tanaman sawit”.
Termasuk karakter seperti Pikachu, Venusaur, dan Exegguttor, yang disebut-sebut berubah sesuai lanskap agrikultur tersebut. Konten itu pun viral dan menerima sekitar 25,7 ribu likes dan 419 komentar.
BACA JUGA:Nintendo Dikecam Fans Gara-Gara DLC Game Pokemon Legends: Z-A yang Mahal
BACA JUGA: Leaker Pokemon Bocorkan Spin-off Baru: Bukan Gen 10, Bukan Legends Z-A!
Netizen lantas memperluas diskusi dengan guyonan khas budaya internet Indonesia. “Mega Exegguttor, bentukannya full lahan sawit,” tulis salah satu warganet yang mencerminkan nada humor sekaligus kritik terhadap isu lingkungan yang diangkat.
Isu viral itu tidak sepenuhnya lepas dari kenyataan ekologis di Pulau Sumatera. Data analisis tim jurnalisme data menunjukkan bahwa selama kurun 1990 hingga 2024, hutan di wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat menyusut sekitar 1,2 juta hektar.
Termasuk lahan yang beralih fungsi menjadi kebun sawit seluas hampir 690.777 hektar. Wilayah Sumut mencatat penyusutan hutan terbesar, disusul Aceh dan Sumbar.
Sementara sebagian besar perubahan tutupan lahan dari hutan menjadi perkebunan sawit terjadi di Sumatra Utara dan Sumatra Barat.
BACA JUGA:Kartu Pokémon Bikin Ricuh, McDonald's Jepang Kuwalahan Melayani Pelanggan
BACA JUGA:Kartu Pokemon Ngehit Lagi, Simon Cowell Beli Rayquaza Rp 44 Juta
Fenomena itu turut memicu perdebatan lebih luas tentang dampak deforestasi terhadap risiko bencana alam, kualitas udara, serta keseimbangan ekosistem yang pernah menjadi paru-paru wilayah Indonesia bagian barat.
Data lain mencatat bahwa kehilangan tutupan hutan turut berdampak pada peningkatan kejadian banjir dan tanah longsor di wilayah tersebut.
Sementara peta Pokemon Gen 10 itu belum dikonfirmasi secara resmi, reaksi netizen Indonesia menunjukkan bahwa warga daring tidak semata membaca konten sebagai hiburan. Tetapi juga mengaitkannya dengan isu sosial-lingkungan yang aktual di negara mereka. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: