Hal tak biasa terlihat saat Grand Opening Alun-alun Kraton Jenggala Manik, Sabtu, 26 Juli 2025. Semua transaksi di lapak UMKM dibayar menggunakan kereweng, tanah liat yang dibakar. Ridho Saiful, penggagas kegiatan Sambang Pasar, berharap kawasan ini menjadi pusat wisata edukasi, budaya, dan UMKM. "Anak-e dolanan, ibuk-e blonjo, bapak-e iso ngopi," ujarnya.
Beragam acara digelar, mulai dari kesenian, jagongan budaya, hadrah Al Hasyimi, hingga pemutaran film Kusno. Tampak Azizah Ulika (20) memborong jajan pasar dengan koin kereweng.
Foto: Boy Slamet/Harian Disway
Koin kereweng untuk pembayaran transaksi pada Grand Opening Alun-alun Kraton Jenggala Manik tersebut dicetak dalam beberapa jenis nominal. Tampak cetakan koin kereweng dengan angka nominal lima ribu, sepuluh ribu, dua puluh ribu hingga yang terbesar adalah empat puluh ribu rupiah. Pengunjung disadarkan bahwa nenek moyang kita sudah mengenal teknologi pembakaran tanah liat sejak dulu.
Foto: Boy Slamet/Harian Disway
Pada prosesi peresmian, kepala desa hingga Forkopimka yang bersiap memotong untaian melati di pintu masuk tampak berjalan dengan cucuk lampah (pemandu jalan) yang dibawakan oleh anak-anak Desa Kraton sendiri. Mereka mengenakan pakaian penari, bahkan ada yang berkostum Punokawan. Sementara itu, Punokawan yang biasanya bersenjatakan sabit, bendo, dan kapak, dalam prosesi cucuk lampah ini mengganti senjata-senjata tersebut dengan mainan kitiran angin.
Foto: Boy Slamet/Harian Disway