Musim Hujan Rawan Penyakit DBD, Diare, hingga Ispa, Dinkes Surabaya Gencarkan Penyuluhan Lewat Medsos
Tampak depan kantor Dinas Kesehatan Surabaya, Selasa, 18 November 2025-Tirtha Nirwana Sidik-Harian Disway
HARIAN DISWAY - Memasuki musim penghujan yang diperkirakan berlangsung hingga Februari 2026, Dinas Kesehatan Kota Surabaya tidak tinggal diam. Melalui Tim Promosi Kesehatan, mereka menggencarkan penyuluhan masif kepada masyarakat untuk mewaspadai berbagai penyakit yang rentan muncul selama musim hujan.
Penyakit seperti demam berdarah dengue (DBD), diare, ISPA, dan leptospirosia biasanya muncul di musim penghujan.
Kepala Tim Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Surabaya dr. Chandra Kusumawardhani menjelaskan bahwa upaya edukasi tersebut tidak bersifat sementara, tapi bagian dari strategi berkelanjutan yang menyesuaikan dengan kondisi musiman.
"Kalau dari dinas, ada media sosial. Kami tidak sendiri. Ada tenaga promosi kesehatan yang menyampaikan ke masyarakat melalui posyandu dan ruang tunggu puskesmas," ujar dr. Chandra.
BACA JUGA:Warga Surabaya Sambut Positif Raperda Penanganan Banjir
BACA JUGA:Cegah Banjir! DSDABM Surabaya Siagakan Petugas 24 Jam Bersihkan Sampah di Rumah Pompa

Penanganan banjir dilakukan petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya di Jalan Prof.Dr. Moestopo, Surabaya-Tirtha Nirwana Sidik-Harian Disway
Ia menekankan bahwa pendekatan musiman sangat penting. Saat musim kemarau, fokus penyuluhan tertuju pada dehidrasi, heat stroke, dan penyakit kulit akibat panas ekstrem.
Sementara ketika musim penghujan, materi edukasi beralih ke kebersihan lingkungan, pencegahan genangan, dan deteksi dini gejala DBD.
"Jadi, ada perlakuan yang sama ketika musim kemarau, saat Surabaya lagi panas-panasnya, teman-teman forum kader dan puskesmas menyampaikan soal bahaya apa saja yang dihadapi dan penyakit apa yang rawan ditemui," tambahnya.
Salah satu kekuatan utama program tersebut adalah keterlibatan kader kesehatan yang tersebar di seluruh kelurahan Surabaya. Mereka tidak hanya menghadiri posyandu, tapi juga aktif mendatangi rumah warga, mengingatkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Kami banyak sharing ke teman-teman, karena mereka agent of change," pungkas dr. Chandra.
Peran kader sangat strategis karena mereka berasal dari lingkungan setempat, sehingga pesan kesehatan yang disampaikan lebih mudah diterima dan dipercaya oleh masyarakat.
BACA JUGA:Besok, Kepala Dinas Pemkot Surabaya Adu Gagasan dan Visi Misi di Lelang Jabatan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: