Kisah Pedagang Masker di Pengujung Pandemi

Kamis 19-05-2022,04:00 WIB
Reporter : Salman Muhiddin
Editor : Tomy C. Gutomo

Kemarin, masker-masker itu dibiarkan tanpa ada yang menjaga. Sebanyak 3 karyawan yang biasa membantunyi sudah dirumahkan.

Meski begitu, dia bersyukur situasi membaik. Menurutnyi, semua pengusaha atau pedagang harus pintar melihat potensi. Jika masker sudah tidak lagi menjanjikan, maka masih banyak potensi lain yang bisa dikejar. "Harusnya sudah mulai beralih ke dagangan lain," ucapnyi. 

Pedagang masker di Jalan Karang Asem Surabaya Trisnadi juga merasakan penurunan penjualan sejak dua bulan terakhir. Penularan Covid-19 di Surabaya bisa dihitung jari setiap harinya. Bahkan angka penularan sering nihil. "Cuma enggak tahu kalau ternyata sekarang sudah ada kebijakan lepas masker," katanya. 

Trisna belum baca berita atau lihat video konferensi pers Presiden Jokowi, Selasa (17/5) lalu. Ia senang begitu diberi tahu kabar tersebut.

Ia yakin maskernya tetap laku. Meski sudah ada kelonggaran, masyarakat masih banyak yang butuh masker. Mereka sudah nyaman dan terbiasa.

Penggunaan masker juga masih diwajibkan di dalam ruangan maupun transportasi publik. Begitu juga dengan  lansia, masyarakat yang mempunyai penyakit komorbid, serta orang dengan gejala batuk dan pilek.

Data kasus terkonfirmasi oleh Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menunjukkan adanya tren menurun cukup drastis selama dua setengah bulan terakhir. Terdapat 61.361 kasus terkonfirmasi  pada 25 Februari 2022. 

Angkanya menurun 263 kasus pada 16 Mei. Namun kini terjadi kenaikan lagi. Angka terkonfirmasi mencapai 1.029 kasus. "Naik tapi enggak besar. Ini efek Lebaran kemarin," ujar Staf Ahli Kementerian Kesehatan dr Andani Eka Putra. 

Sejak bulan lalu Andani sudah melihat potensi peralihan pandemi menuju endemi. Selama tidak ada mutasi virus berbahaya seperti varian delta akhir 2021, maka dunia bisa terlepas dari jeratan Covid-19. 

Kemenkes juga merilis data kekebalan tubuh masyarakat terhadap Covid-19 bulan lalu. Angkanya mencengangkan: 99,2 masyarakat Indonesia sudah punya antibodi itu. "Mayoritas sudah tertular. Cuma banyak yang tanpa gejala, sehingga tidak merasa sakit," lanjutnya. 

Penetapan status endemi juga tidak terburu-buru. Pemerintah masih melihat situasi sampai enam bulan ke depan. Jika situasi bisa dipertahankan, maka kita bisa mengucapkan :sayonara pandemi. (Salman Muhiddin-dibantu: Celina Natalia Sitorus-Athallanda Kevin Vyarsa)

 

Kategori :

Terkait

Rabu 25-05-2022,14:27 WIB

Warga Telanjur Nyaman Pakai Masker